Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM China: Hukum yang Lalai

Kompas.com - 29/07/2011, 03:39 WIB

Beijing, Kamis - Perdana Menteri China Wen Jiabao di Beijing, Kamis (28/7), berjanji akan menghukum berat siapa pun yang bertanggung jawab atas kecelakaan kereta yang menewaskan 39 orang, akhir pekan lalu. Kecelakaan itu membuat semakin banyak orang khawatir akan keamanan kereta di China.

Kecelakaan yang melukai sekitar 200 orang itu terjadi ketika satu kereta mogok, lalu diterjang kereta api cepat dari belakang. Kecelakaan di Wenzhou merupakan kecelakaan terburuk saat China berupaya memperluas jaringan kereta api cepatnya.

Wen mengunjungi tempat kecelakaan itu dalam upaya meredam kemarahan masyarakat. Kemarahan itu tertuang di media dan internet dalam beberapa hari ini. Pemerintah sudah berupaya membungkam media agar tidak menyelidiki dan mempertanyakan lebih lanjut tentang kecelakaan itu. Namun, belakangan tetap saja muncul kekecewaan di media.

”Kami akan menghukum siapa saja yang bertanggung jawab atas kecelakaan itu dan siapa pemimpin yang bertanggung jawab sejalan dengan hukum yang berlaku,” tegas Wen.

”Saya yakin, kita harus mendengarkan dengan saksama pandangan publik, memperlakukan mereka dengan serius, dan memberi publik penjelasan yang masuk akal,” ujar Wen lagi.

Dalam kesempatan itu, Wen juga berterus terang bahwa dirinya sakit dan harus dirawat di rumah sakit lebih dari satu pekan sehingga terlambat mengunjungi tempat kecelakaan tersebut. Pengakuannya tentang sakit itu sangat jarang dilakukan oleh pejabat tinggi China. Kesehatan pemimpin dianggap sebagai rahasia negara, sakitnya pemimpin dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas partai.

”Saya sakit, selama 11 hari di rumah sakit, tetapi akhirnya dapat datang hari ini, padahal dokter tidak memperbolehkan saya keluar rumah sakit,” demikian dikutip kantor berita Xinhua.

Wen juga telah memerintahkan agar dilakukan penyelidikan yang terbuka dan transparan.

Bertanggung jawab

Institut Pusat Riset dan Rancangan Kereta Api Nasional Beijing menyatakan bertanggung jawab atas malafungsi peralatan sinyal kereta api cepat itu. Pejabat kereta api mengatakan, sinyal yang seharusnya berubah menjadi merah setelah kilat menyambar kereta yang mogok tetap menyala hijau. Petugas penjaga rel juga tidak begitu memerhatikan sesuatu yang tidak beres.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com