Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalai Lama Dituduh Tak Serius

Kompas.com - 27/07/2011, 04:02 WIB

Beijing, Selasa - Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet yang tinggal di pengasingan, dituduh tidak serius berunding dengan Beijing. Pemerintah juga tidak akan berkompromi dengan Dalai Lama hanya dengan tujuan membuat dia bersedia kembali ke meja perundingan.

Demikian diberitakan di Harian Rakyat, corong Pemerintah China, edisi Selasa (26/7). China akhir-akhir ini bersikap lebih keras soal Dalai Lama dibandingkan biasanya.

Para pemimpin senior China sedang mempersiapkan transisi kepemimpinan yang dimulai akhir tahun depan. Mereka menyusun langkah untuk memastikan tidak ada masalah yang akan mengalihkan perhatian mereka soal transisi itu.

Wakil Presiden Xi Jinping, yang diperkirakan akan menjadi presiden China tahun 2013, berpidato dengan nada keras di Tibet, pekan lalu. Hal ini menyiratkan dia tidak akan melunakkan pendirian Beijing soal Tibet.

Harian Rakyat juga turut menyajikan ulasan yang menyebut bahwa Dalai Lama tidak serius. Harian itu merujuk pada ucapan Dalai Lama yang baru-baru ini berkunjung ke Amerika Serikat. Dalai Lama ketika itu memperlihatkan sikap tidak mau menerima persyaratan apa pun dari Beijing untuk pelaksanaan sebuah perundingan.

”Komentar Dalai Lama baru- baru ini memperlihatkan dengan jelas bahwa posisi mereka bertentangan dengan posisi pemerintah pusat,” demikian tajuk di harian itu. ”(Dia) tidak mempunyai niat tulus untuk berunding, dan tidak minat berunding. Kenyataannya, dia merintangi perundingan.”

Pertemuan Presiden AS Barack Obama dengan Dalai Lama di Gedung Putih bulan ini membuat China berang. China tidak membolehkan ”campur tangan luar” dalam masalah dalam negeri.

China mengatakan hanya akan berunding mengenai masa depan pribadi Dalai Lama, tetapi tidak dengan pemerintah di pengasingan. Ditegaskan juga bahwa peraih Hadiah Nobel Perdamaian itu harus melepas dukungan untuk kemerdekaan Tibet. Dalai Lama mengatakan dia hanya menginginkan otonomi bagi Tibet. Menurut China—yang menguasai Tibet sejak tahun 1950—otonomi itu ada. (Reuters/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com