Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekstrem Inggris Diduga Terkait

Kompas.com - 26/07/2011, 03:05 WIB

London, Senin - Petugas kontraterorisme Scotland Yard menyelidiki keterkaitan antara ekstremis kanan Inggris dengan Anders Behring Breivik, pelaku dua aksi teror di Norwegia. Sebelum pengeboman dan penembakan yang menewaskan 76 orang itu, Breivik diduga mengadakan pertemuan dengan para aktivis ekstrem kanan lain di London.

Berita itu dirilis The Telegraph, Senin (25/7). ”Sebelum menjalankan aksi terorisme paling keji di Norwegia, Breivik menulis sebuah manifesto setebal 1.500 halaman yang mendeskripsikan niatnya, yang ditulis dalam bahasa Inggris. Manifesto bertajuk ’Deklarasi Kemerdekaan Eropa’. Dokumen dibubuhi tanda ’London, 2011’,” tulis media Inggris itu.

Dokumen manifesto ditandatangani ”Andrew Breivik”, nama lengkap Breivik yang ditulis menurut versi Inggris. Dia juga menyebutkan, ”mentor”-nya adalah Richard, warga Inggris. Pria berusia 32 tahun ini mengatakan, dia salah satu dari 80 ”sel martir tunggal” (solo martyr cells) yang direkrut di seluruh Eropa Barat. Setiap anggota siap berjuang menumbangkan pemerintahan yang toleran kepada Islam.

Berdasarkan dokumen itu, petugas mengetahui, Breivik menyebut dirinya sebagai penerus Kesatria Templar abad pertengahan. Ia mengklaim telah direkrut dalam sebuah pertemuan di London pada April 2002, yang dipimpin dua ekstremis Inggris dan dihadiri seluruhnya delapan orang.

Setiap anggota sebuah kelompok politik yang membiarkan umat Islam berpindah ke negaranya dijadikan ”target”. Mereka pantas ”dihukum mati”. Demikian petugas mengutip bagian tulisan Breivik di manifestonya.

Menurut The Telegraph, para petugas kontraterorisme Kepolisian Metropolitan London atau Scotland Yard kini mencoba memastikan apakah Breivik pernah berkunjung ke London dalam beberapa tahun ini. Penyidik juga mencari kemungkinan, apakah Breivik adalah bagian dari jaringan yang lebih luas, yang bersiap-siap melakukan aksi serupa di tempat lain di Eropa.

Breivik juga dilaporkan mempunyai kedekatan dengan kelompok kanan-jauh Liga Pertahanan Inggris (EDL). Ia juga menyebut beberapa politisi Inggris, seperti mantan Perdana Menteri Gordon Brown dan Tony Blair. ”Mereka dipersalahkan karena telah membuat London sebagai basis terorisme global oleh ekstremis Islam,” kata salah satu media.

Pengamanan masjid

Serangan mematikan di Oslo dan merebaknya isu tentang menguatnya ekstremis kanan di Eropa membuat komunitas Muslim Inggris waspada. Setelah berkoordinasi dengan otoritas terkait, pengamanan masjid di Inggris diperketat.

Mohammed Shafiq dari Ramadhan Foundation, salah satu organisasi Muslim terbesar Inggris, menjelaskan, beberapa masjid di negara itu dijaga ekstra ketat. Mereka khawatir, Breivik bisa saja menjadi bagian dari gerakan melawan imigran di Eropa. Penjagaan dilakukan oleh jemaah sendiri serta didukung oleh aparat keamanan negara.

”Masyarakat merasa khawatir, mereka bisa menjadi target berikutnya,” ujar Shafiq dalam wawancaranya via telepon dengan koresponden Associated Press. ”Kami telah mengingatkan jemaah untuk ekstra hati-hati dan mereka telah menempatkan keamanan di masjid,” katanya.

Muslim Belgia, Rusia, dan Perancis juga waspada dan memperketat penjagaan di masjid. Mohammed Bechari, Ketua Konferensi Islam Eropa, mengatakan, jutaan Muslim lahir di Eropa dan sudah berbaur. Meski serangan di Norwegia tak menargetkan Muslim, motif serangan menimbulkan kekhawatiran.

Polisi Perancis menjaga ketat rumah ayah Breivik, Jens Breivik. Ayahnya sempat menjadi diplomat Kedutaan Besar Norwegia di London. Setelah pensiun, Jens tinggal di Cournanel, desa kecil di wilayah barat daya Perancis. (AFP/AP/BBC/REUTERS/ TELEGRAPH.CO.UK/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com