Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meluas, Antrean BBM di Lampung

Kompas.com - 22/06/2011, 04:57 WIB

Bandar Lampung, Kompas - Kelangkaan bahan bakar minyak terjadi di Kota Bandar Lampung dan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung. Masyarakat setempat harus antre berjam-jam untuk mendapatkan BBM. Disinyalir ada spekulan yang bermain sehingga kasus kelangkaan BBM ini belum tertangani tuntas.

Beberapa hari terakhir, antrean pengguna kendaraan di SPBU terlihat dari Bandar Lampung, Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Tulang Bawang, hingga kota-kota lain di pelosok Lampung. Hal itu misalnya pada Selasa (21/6) di SPBU Jalan Kartini, Bandar Lampung, antrean pesepeda motor mencapai puluhan meter. Antrean itu hampir meluber hingga ke jalan raya. Di Tanggamus dan Pringsewu, pengguna kendaraan harus rela antre hingga 2-3 jam untuk mendapatkan premium.

”Sudah beberapa minggu seperti ini terus. Kalau tidak antre, ya pasti kehabisan premium,” kata Suratman, warga Pringsewu yang mengantre BBM di sebuah SPBU. Di Pringsewu dan Tanggamus, sebagian besar SPBU tidak beroperasi penuh 12 jam atau lebih.

Begitu pasokan BBM tiba SPBU pada malam atau pagi hari, pengantre, terutama pedagang pengecer yang membawa jeriken, langsung menyerbu. Akibatnya, pada siang hari banyak SPBU yang tidak beroperasi. Ironinya, saat yang sama premium dan solar banyak dijual pedagang pengecer di tepi jalan dengan harga minimal Rp 6.000 per liter.

Yudi, salah seorang pengelola SPBU di Kota Metro, mengatakan, selain pasokan sering terlambat, pemesanan dari SPBU telah dibatasi. ”Beberapa bulan lalu, kami sering pesan 30.000 liter per hari. Sekarang pemesanan dari SPBU hanya dibatasi satu tangki (15.000 liter),” ujar Yudi.

Di sejumlah SPBU, pembelian eceran menggunakan jeriken juga mulai dibatasi, yaitu maksimal 10 liter per orang. Itu pun harus menyertakan surat resmi dari kelurahan. Namun, aturan pembatasan tersebut diakali pengecer dengan membeli menggunakan mobil.

”Tangki mobil diisi penuh. Lalu sampai di rumah minyak itu disedot semua, lalu kembali ke SPBU untuk membeli lagi. Kalau tidak begini, sulit dapat bensin,” ujar Sumarni, pedagang di Padangcermin, Kabupaten Pesawaran.

Nelayan mengeluh

Sulitnya mencari BBM juga dikeluhkan para nelayan di Lempasing dan Pesawaran. Mereka terpaksa mengeluarkan biaya operasional lebih besar untuk membeli solar eceran. Tidak jarang mereka libur melaut karena gagal mendapatkan solar.

”Jadinya, kami tidak bisa beli (BBM) seperti di waktu biasanya. Terpaksa, melautnya tidak bisa jauh-jauh. Hasil tangkapan pun jauh berkurang. Tetapi, mau bagaimana lagi, daripada tak melaut,” kata Ma’mun (36), nelayan di Pesawaran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com