Secara terpisah, Roberth MV, Asisten Manajer External Relations Pertamina Unit Pemasaran II Sumbagsel mengatakan, antrean di SPBU-SPBU di Lampung terjadi akibat ulah para spekulan seperti pengecer dan pengerit BBM. ”Mereka kini tidak lagi hanya menggunakan jeriken, melainkan juga mulai memodifikasi tangki kendaraan,” ujar Roberth.
Berdasarkan data Pertamina, penyaluran BBM di Lampung justru melebihi kuota, yaitu masing-masing 6 persen untuk premium dan 12 persen solar. Kuota premium untuk Provinsi Lampung tahun 2011 sebanyak 1.772 kiloliter per hari dan solar 1.273 kiloliter per hari.
Dikatakan dia, stok BBM untuk Lampung sejauh ini aman hingga 11 hari ke depan. ”Karena itu, antrean masyarakat di SPBU terjadi kemungkinan karena mereka panik,” ujar Roberth.
Tentang sanksi untuk spekulan dan pengecer yang menimbun BBM, menurut dia, belum ditetapkan. ”Tetapi, Pertamina segera membahasnya dengan Hismawa Migas,” ujarnya.