Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Militer Timbulkan Rasa Takut

Kompas.com - 16/06/2011, 03:22 WIB

Mousa (26) mengatakan, dia mencoba pulang beberapa hari lalu, tetapi tidak berhasil. ”Saya sedang mengendarai sepeda motor milik teman saya. Di tengah jalan tiba-tiba saya melihat militer maju melewati kebun zaitun,” katanya. ”Mereka lalu menembak saya.” Siapa saja warga sipil yang ikut dalam aksi protes menentang rezim pasti akan dihabisi Shabila dan militer.

Dilaporkan, penduduk Suriah yang mengungsi itu umumnya warga Sunni, terutama warga yang menghuni Maaret al-Numan. Aktivis mengatakan, ratusan warga terus mengungsi dari Maaret al-Numan, Rabu. Kekerasan aparat tidak surut.

Warga juga mengungsi setelah pasukan keamanan rezim mengobrak-abrik dan menguasai kota itu selain Jisr al-Shughour. Shabila tak pandang bulu, orang jompo, anak-anak, atau wanita tetap diserang. Ada keluarga yang dibantai Shabila. Histeria, jeritan rasa takut, terdengar di kota dan desa yang diserbu Shabila.

Kecam dan bekukan aset

Kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Presiden Assad ini memicu reaksi keras dari dunia internasional. Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi terhadap Assad dan para pejabat senior Suriah karena pelanggaran HAM berat, serta membekukan aset rezim Assad.

Empat negara di Eropa yang masuk anggota Dewan Keamanan PBB, Inggris, Perancis, Jerman, dan Portugal, mendesak DK untuk bertindak. Namun, duta besar China dan Rusia tak setuju. Mereka menyatakan, tindakan PBB akan membawa dampak destabilisasi di Timur Tengah.

”China dan Rusia khawatir, jika DK PBB ikut terlibat mengatasi pelanggaran besar HAM di seluruh dunia, akhirnya DK akan fokus pada isu-isu di China dan di sekitar Rusia,” kata Jamie Metzl, Wakil Presiden Eksekutif Masyarakat Asia (Asia Society). ”Kegagalan DK PBB untuk bertindak adalah tragedi,” katanya.

Pengamat lain kecewa terhadap lambannya reaksi DK PBB menyikapi krisis Suriah. Carne Ross, mantan diplomat PBB, mengatakan, DK telah gagal, sejauh ini, untuk bereaksi kepada Suriah. Menurut dia, krisis Suriah sudah ”sangat luar biasa”. DK PBB dinilai tidak peduli atas masalah ini dan mengecewakan.

Rezim Assad menuding konspirasi asing telah memicu kekerasan. Rezim menuding kaum ekstremis agama dan teroris mengacaukan negara. Hari Rabu, ribuan orang menggelar demonstrasi prorezim di Damaskus, ibu kota negara.

Massa mengusung spanduk wajah Presiden dan berteriak, ”Warga dukung Bashar Assad!” Sebuah bendera raksasa sepanjang 2.300 meter dibentangkan di ibu kota. Stasiun televisi Suriah mengatakan, demonstrasi itu untuk mengekspresikan ”persatuan nasional Suriah dan penolakan terhadap campur tangan asing dalam urusan internal”.(CNN.COM/AP/AFP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com