KOMPAS.com — Pakistan masih geram lantaran tak diberi tahu Amerika Serikat soal penyerangan ke persembunyian Osama bin Laden. Padahal, tempat itu, Abottabad, berada dalam wilayah kedaulatan negara Pakistan.
Terkesan melakukan pembalasan, Pakistan melalui Badan Intelijen Pakistan (ISI) menangkap lima orang yang diduga sebagai informan badan intelijen Amerika (CIA). Kelima orang ini dianggap membantu penyerbuan Amerika Serikat (AS).
Beberapa saat setelah Osama bin Laden tewas 2 Mei lalu, para saksi mata mengatakan, aparat keamanan Pakistan menahan sedikitnya empat orang warganya. Dua orang lainnya ditangkap di Abottabad atau di dekat kota yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Islamabad itu.
Seorang pejabat Amerika kepada The New York Times mengatakan, salah satu orang yang ditahan adalah seorang mayor angkatan darat Pakistan. Anggota militer Pakistan ini mencatat pelat nomor sejumlah mobil yang mendatangi rumah persembunyian Osama di Abottabad, beberapa pekan sebelum penyerbuan.
Kebijakan AS menyerbu rumah Osama memang menyisakan hubungan bilateral yang memburuk. Presiden Barack Obama mengatakan, keberadaan Osama bin Laden mendapat perlindungan seseorang. Namun, Pemerintah Pakistan membantah telah lama mengetahui keberadaan Osama di Abottabad.
Pernyataan ini diperkuat Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton yang berkunjung ke Pakistan belum lama ini. Hillary menyatakan tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa seseorang di level pemerintahan tertinggi Pakistan mengetahui keberadaan Osama di Abottabad.
Selain soal penyerbuan Abottabad, Pemerintah Pakistan sudah lama marah akibat aksi pesawat tempur tanpa awak AS di perbatasan Afganistan. Serangan pesawat-pesawat terbang ini kerap menewaskan warga sipil selain kelompok militan yang menjadi target.
Dalam beberapa tahun belakangan, AS telah mengucurkan dana miliaran dollar AS untuk Pakistan, sebagian besar digunakan untuk bantuan militer.