Rekaman audio tersebut diunggah di berbagai forum kelompok militan di internet, Rabu (18/5), oleh sayap media Al Qaeda, As Sahab. Lembaga pemantau forum-forum militan, SITE Intelligence, kemudian menerjemahkan rekaman sepanjang 12 menit 37 detik itu ke dalam bahasa Inggris.
Menurut pernyataan Al Qaeda sebelumnya, rekaman pesan Osama ini direkam sekitar seminggu sebelum ia ditembak mati oleh pasukan komando AS di Abbottabad, Pakistan, 2 Mei.
Dalam rekaman itu, Osama secara spesifik memuji revolusi yang berhasil menggulingkan rezim otoriter di Tunisia dan Mesir. Namun, ia tak menyebut gejolak revolusi lain yang terjadi di Yaman, Bahrain, Libya, dan Suriah.
”Saya percaya, angin perubahan akan bertiup di seluruh dunia Muslim,” kata Osama.
Ia menambahkan, gelombang revolusi di Arab ini adalah kesempatan untuk membebaskan diri dari dominasi Barat.
”Di depanmu ada pilihan-pilihan sulit dan juga kesempatan langka yang bersejarah untuk bangkit bersama seluruh umat (Muslim) dan membebaskan diri dari penghambaan terhadap keinginan penguasa, hukum buatan manusia, dan dominasi Barat,” ujar Osama.
Pernyataan ini menunjukkan tujuan dan agenda Al Qaeda terhadap proses perubahan di dunia Arab tersebut, yang berbeda dibandingkan dengan sambutan serupa oleh dunia Barat.
Barat menyambut baik revolusi Arab, yang mereka sebut ”Musim Semi Arab”, dengan harapan perubahan itu akan membawa ke bentuk negara yang demokratis ala Barat.
Sementara itu, Al Qaeda dan kelompok-kelompok militan pengikut Osama lainnya melihat tumbangnya rezim-rezim otoriter di Timur Tengah dan Afrika Utara sebagai kesempatan untuk mendirikan pemerintahan Islam menurut interpretasi mereka sendiri akan syariat Islam.
”Jadi, kepada seluruh kaum revolusioner yang masih bebas di negara-negara ini: teguhlah dengan niat kalian dan waspadai setiap bentuk dialog/negosiasi karena tidak ada jalan tengah antara orang-orang benar dan orang-orang sesat,” ujar Osama.
Al Qaeda sudah sejak lama berusaha menumbangkan rezim-rezim otoriter di dunia Arab dengan jalan kekerasan. Mereka meyakini hanya jalan kekerasan yang bisa membuat perubahan mendasar.
Namun, gelombang revolusi yang terjadi di kawasan tersebut justru dilakukan rakyat biasa dalam sebuah aksi massa populer tanpa senjata. Tanpa menggunakan doktrin-doktrin jihadisme radikal yang diusung Al Qaeda dan kelompok-kelompok sejenis, gerakan rakyat ini berhasil menumbangkan rezim yang korup.
Sepeninggal Osama lebih dari dua pekan lalu, Al Qaeda beberapa kali menyatakan akan melakukan aksi kekerasan yang lebih intens dan lebih buruk daripada sebelumnya. Sehari sebelum rekaman pesan Osama ini dirilis, Al Qaeda dikabarkan telah menunjuk Saif al-Adel sebagai pemimpin sementara untuk menggerakkan operasi militer Al Qaeda.