Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Semakin Terpojok

Kompas.com - 15/05/2011, 03:48 WIB

Melihat tekad rakyat Suriah menumbangkan rezim, berapa pun harga yang harus dibayar, rezim Bashar al-Assad kini berada di persimpangan jalan.

Bashar al-Assad tentu tidak mungkin lagi bisa mengulang pembantaian yang dilakukan bapaknya, Hafez Assad, di Hamah pada 1982, dengan dalih menumpas gerakan makar yang digerakkan kubu islamis saat itu. Pembantaian itu membawa korban antara 20.000 dan 40.000 korban tewas, di tengah tiadanya liputan media saat itu. Pada zaman sekarang, di saat teknologi informasi sangat maju, gerak cicak pun bisa terdeteksi.

Turki mengingatkan

PM Turki Recep Tayyip Erdogan pada awal Mei lalu mengingatkan Suriah tidak mengulang pembantaian Hamah. Erdogan mengancam, jika Suriah mengulang pembantaian Hamah pada saat ini, Turki dan masyarakat internasional akan mengambil sikap tegas.

Ancaman Erdogan itu memberi pesan bahwa skenario campur tangan masyarakat internasional dengan dalih melindungi penduduk sipil seperti yang terjadi di Libya saat ini bisa terulang di Suriah. 

Erdogan dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS pada Jumat lalu mengimbau Presiden Bashar al-Assad memenuhi tuntutan rakyatnya mendapatkan kebebasan, perdamaian, dan demokrasi.

PM Turki itu menegaskan, gelombang demokrasi di Timur Tengah tidak mungkin kembali ke belakang karena praktik nondemokratis yang dilakukan rezim diktator adalah faktor utama yang menggerakkan revolusi rakyat. 

Pilihan Bashar al-Assad ke depan pun sangat terbatas, untuk tidak mengatakan hanya satu pilihan, yaitu memenuhi tuntutan rakyatnya. Bagi Bashar al-Assad dan rezimnya kini harus mencari formula yang membuka jalan bisa mundur secara terhormat.

Menteri penerangan Suriah Adnan Hassan Mahmud secara mengejutkan pada Jumat lalu mengumumkan, otoritas Suriah akan menggelar dialog nasional dalam beberapa hari mendatang di seantero negeri yang akan melibatkan semua komponen masyarakat.

Barangkali dialog nasional itu merupakan kesempatan terakhir bagi rezim Bashar al-Assad untuk bisa keluar dari krisis secara terhormat. Hal itu bisa terwujud jika dalam dialog nasional itu disepakati mengamandemen konstitusi secara mendasar dengan jadwal waktu reformasi yang jelas, seperti digelar pemilu parlemen dan presiden secara demokratis, menyusun UU baru pemilu dan kepartaian, dijaminnya kebebasan berpendapat, penegakan hukum dan HAM, serta pemberantasan korupsi, nepotisme, dan penyalahgunaan kekuasaan.

Tanpa disepakati reformasi mendasar, Suriah cepat atau lambat akan mengikuti jejak Libya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com