JAKARTA, KOMPAS.com — Pembajakan kapal MV Sinar Kudus dari Indonesia oleh para perompak di Somalia, Afrika, bulan Maret lalu menimbulkan perhatian yang sangat besar dari masyarakat Indonesia. Pasalnya, ada 20 anak buah kapal yang berasal dari Tanah Air.
Namun, sebenarnya sudah sering para anak buah kapal dari Indonesia yang mengalami hal serupa meskipun mereka berada di kapal berbendera asing. Misalnya yang terjadi pada kapal berbendera Singapura, MT Pramoni, tahun 2010. Waktu itu kapal yang dikapteni orang China tersebut ditawan selama tiga bulan sebelum akhirnya dibebaskan dengan uang tebusan dari perusahaan senilai 2,2 juta dollar AS (kurs sekarang sekitar Rp 18,805 miliar).
Nah, agar kejadian buruk tersebut tidak terulang perusahaan Berlian Laju Tanker (BLT) yang menjadi pemilik kapal MT Pramoni tersebut–dan sejumlah kapal lainnya–memilih sebuah cara yang lebih efektif dan aman, yaitu menyewa Marinir Inggris. Meskipun harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, cara tersebut jauh lebih murah dan aman dibandingkan dengan nekat melewati "jalur maut" yang menjadi tempat operasi para perompak, tanpa pengawalan mereka (Marinir sewaan).
Seperti yang diutarakan Johanes Karmelius, ABK kapal Pitaloka (juga milik perusahaan BLT, perusahaan pengangkut bahan cair kimia), kepada Kompas.com, Rabu (4/5/2011). Menurut pria yang sudah malang melintang di atas kapal selama sekitar 30 tahun tersebut, mereka juga menggunakan jasa Marinir sewaan sehingga bisa selamat dari gangguan perompak.
"Waktu itu bulan Oktober 2010 ketika kami mau ke Maroko lewat Teluk Aden (terletak di Samudra Hindia, antara Yaman dan Jazirah Arab bagian selatan dan Somalia. Untungnya kami menyewa dua Marinir Inggris untuk jadi penjaga sehingga kami selamat dari aksi perompak. Padahal, para perompak yang menggunakan speed boat sudah mendekat ke kapal kami. Namun, karena ditembak lebih dulu oleh Marinir tadi, mereka langsung menjauh lagi," ujar pria yang akrab disapa Anik itu.
Dalam melakukan aksinya, para perompak menggunakan sebuah "mother ship". Dalam satu kapal itu tersedia beberapa speed boat, yang siap dengan segala peralatan untuk merampok.
Nah, dengan kapal-kapal kecil tersebut, para perompak kini sudah meluaskan wilayah operasi mereka. Tak hanya di Teluk Aden, tetapi sudah sampai ke perairan India.
"Makanya, kapal-kapal yang akan melewati daerah berbahaya itu sebaiknya menyewa Marinir untuk keamanan semuanya."
Dibandingkan dengan apa yang harus dikeluarkan untuk menebus kapal yang dibajak, menyewa Marinir tersebut jauh lebih murah. Menurut Anik, menyewa Marinir Inggris selama enam hari tersebut sebesar 10.000 dollar AS (sekitar Rp 85,529 juta), ditambah ongkos pesawat pergi-pulang.
Selain Inggris, beberapa negara Asia Tenggara juga sudah berpartisipasi dalam menjaga keamanan Teluk Aden dari gangguan perompak. Thailand, misalnya, menyediakan tentara sewaan untuk mendampingi kapal-kapal yang akan melintas di sana. Indonesia mau menyusul?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.