Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Harus Waspada Balas Dendam Terorisme

Kompas.com - 03/05/2011, 03:29 WIB

Jakarta, Kompas - Tewasnya pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden akan diikuti upaya balas dendam dari sel-sel jaringan terorisme internasional, termasuk di Indonesia. Apalagi, Indonesia telah menjadi front kedua perjuangan Al Qaeda di Asia Tenggara.

Hal itu diungkapkan pengamat intelijen Andi Wijayanto di Jakarta, Selasa (2/5). ”Indonesia tidak terlalu riskan karena Umar Patek sudah tertangkap di Pakistan. Namun, sel-sel jaringan yang mendukung Umar Patek di Filipina Selatan, Pakistan, dan Indonesia perlu diwaspadai,” kata Andi.

Kepala Bagian Penerangan Umum Kepolisian Negara RI (Polri) Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan, terkait dengan berita tewasnya Osama bin Laden, sementara ini, belum ada pengamanan khusus terhadap Kedutaan Besar Amerika Serikat. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Arsyaad Mbai, di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, kemarin, mengakui, pengamanan akan ditingkatkan, di tempat-tempat yang bisa menjadi target baru setelah kematian Osama. Ia menolak menyebutkan tempat-tempat itu, tetapi mengatakan, semua orang sudah tahu kira-kira di mana tempat-tempat tersebut.

Ia menyampaikan hal itu seusai mengikuti rapat mengenai ancaman teror pascakematian Osama yang dipimpin Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto. Rapat diikuti Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, serta Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh.

Kemarin, Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, mengatakan, bangsa Indonesia tidak terlalu berlebihan menanggapi kematian pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden. (fer/nta/ato)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com