JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif mengatakan, kematian pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, tidak akan menyurutkan aksi terorisme di Indonesia. Ia menilai, jaringan teroris di Indonesia mempunyai doktrin khusus untuk menjalankan aksi-aksinya.
"Mereka (teroris) itu rela mati dan jihad karena mereka pikir ada bidadari menunggu di surga nanti. Jadi, kelompok ini adalah kelompok yang patut dibelaskasihani karena mereka merasa benar sendiri," ujar Syafii, yang biasa disapa Buya ini, pada diskusi bertajuk "Demokrasi yang Dibajak" di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (2/5/2011).
Ia menambahkan, para teroris adalah golongan marjinal yang sakit hati dengan sikap-sikap pemerintah. Oleh karena itu, lanjutnya, banyaknya tindak korupsi dan lemahnya hukum dapat dijadikan penyebab dari meluasnya kasus-kasus terorisme di Indonesia.
"Mereka itu sebetulnya kelompok kecil. Mungkin mereka itu ingin menunjukkan bahwa kami ada dan kami berhak. Atas dasar itulah mereka merasa benar, tetapi di jalur yang sesat," ujarnya.
Osama bin Laden dikatakan tewas dalam sebuah operasi intelijen AS di luar Islamabad, ibu kota Pakistan. CNN melaporkan, pasukan AS memiliki jenazah Bin Laden.
Bin Laden dituduh berada di balik serangan teroris terhadap menara kembar World Trade Center di New York dan Pentagon pada 11 September 2001 di Amerika Serikat yang menewaskan sedikitnya 3.000 orang. AS memburu gembong teroris Arab Saudi itu selama bertahun-tahun dan upaya perburuan terhadapnya berlipat setelah serangan pada 11 September itu. Namun, Bin Laden selalu berhasil menghindari pasukan bersenjata AS. Ia sering dianggap bersembunyi di daerah perbatasan Pakistan dan Afganistan.
Kematian Bin Laden akan menimbulkan pertanyaan besar tentang bentuk masa depan jaringan Al Qaeda serta akan memiliki implikasi terhadap keamanan AS dan kebijakan luar negeri negara itu. Pengumuman itu juga akan menimbulkan kekhawatiran bahwa AS dan sekutunya akan menghadapi pembalasan dari pendukung Bin Laden dan kelompok-kelompok ekstremis Islam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.