JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan, upaya pemerintah dalam membebaskan 20 anak buah kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia masih terus berlanjut. Marty membantah bahwa upaya pemerintah mengendur.
"Penanganan (pembebasan) ABK terus berlanjut, upaya komunikasi dengan pemilik kapal terus, pemberitaan berkurang bukan berarti upaya berkurang," kata Marty kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (25/4/2011).
Marty menegaskan, pemerintah juga tetap memantau komunikasi antara pemilik kapal, PT Samudera Indonesia, dan pihak pembajak kapal bermuatan barang tambang tersebut. Ditambahkannya, pemerintah juga terus mempertimbangkan opsi-opsi lain terkait pembebasan para ABK tersebut.
Pekan lalu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, uang tebusan yang akan diberikan kepada perompak Somalia yang menahan kapal MV Sinar Kudus dan 20 anak buah kapal asal Indonesia disampaikan secara tunai. Saat ini, uang tebusan yang nilainya enggan dia ungkapkan, sedang dalam proses pencairan.
"Uangnya di bank dan (saat ini) dikeluarkan dulu. Nanti (penyerahannya) tunai," kata Djoko singkat kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (21/4/2011).
Ia menambahkan, saat ini pemilik kapal, PT Samudera Indonesia, masih membicarakan mekanisme pembayarannya. Adanya perkembangan terbaru bahwa perusahaan menyanggupi membayar tebusan terhadap para perompak kapal MV Sinar Kudus membuat keluarga ABK harap-harap cemas.
Di Kediri, Jawa Timur, keluarga Masbukhin, mualim 1 kapal, terus memantau realisasi pembayaran. Mereka mengisi penantian tersebut dengan memantau melalui media serta tidak henti berdoa untuk kelancarannya. Yunita, istri Masbukhin, mengatakan dirinya mendapat kabar kesanggupan perusahaan membayar tebusan dari suaminya melalui jaringan telepon.
Percakapan yang terjadi pada Jumat (15/4/2011) malam tersebut membuatnya merasa harap-harap cemas. "Syukurlah akhirnya perusahaan mau membayar tebusan," ujar Yunita yang ditemui di daerah Rembang, Ngadiluwih, Sabtu (16/4/2011).
Saat ini yang dilakukannya adalah berdoa semoga drama pembajakan kapal pengangkut bijih nikel yang terjadi sejak satu bulan lalu itu segera berakhir tanpa ada korban. "Semoga semuanya dapat secepatnya kembali ke rumah," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.