Maka, kondisi politik demokratis akan menciptakan suasana lebih sehat dan rasional di Timur Tengah. Semua pihak akan diuntungkan oleh kondisi lingkungan yang demokratis itu. Khususnya dalam isu solusi Palestina, ini bisa lebih berdampak positif di tengah lingkungan yang demokratis.
Bahrain
Meski demikian, ada catatan tersendiri dalam kasus Bahrain yang juga dilanda aksi unjuk rasa menuntut reformasi terakhir ini. AS dan Barat, bahkan dunia Arab, tampak memiliki standar ganda dalam kasus Bahrain. Isu Bahrain sesungguhnya tidak berhenti pada masalah pertarungan mazhab (penguasa bermazhab Sunni dan mayoritas rakyat bermazhab Syiah) yang cukup sensitif, tetapi ketidakpercayaan AS terhadap kaum Syiah.
AS mengambil pelajaran dari revolusi Iran tahun 1979 yang melahirkan penguasa anti-AS dan invasi ke Irak tahun 2003 yang memunculkan kekuatan politik Syiah anti-AS, seperti kelompok Al Sadr. Adapun pemerintah Syiah pro-AS di Baghdad dinilai lemah dan setiap saat bisa ambruk jika pasukan AS ditarik dari Irak.
AS dan dunia Arab tak ingin kasus Iran dan Irak terulang di Bahrain. Apalagi, Bahrain menjadi pangkalan Armada V AS, basis militer terbesar di kawasan Teluk Persia dan Timur Tengah. Karena itu, AS akan mempertahankan status quo di Bahrain, berapa pun harganya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.