Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suriah Makin Berdarah

Kompas.com - 25/04/2011, 03:28 WIB

Kairo, Kompas - Krisis politik di Suriah kian meruncing. Sedikitnya 13 orang tewas, Sabtu (23/4), ketika aparat keamanan menembaki kerumunan massa saat berlangsung prosesi pemakaman 100 korban tewas di berbagai kota Suriah. Para korban tersebut tewas pada aksi unjuk rasa, Jumat lalu.

Aparat keamanan pada Sabtu malam lalu juga mendobrak beberapa rumah di dekat kota Damaskus, menurut media televisi di Timur Tengah.

Sebanyak dua anggota parlemen dari Provinsi Daraa dan mufti provinsi itu mengajukan pengunduran diri sebagai wujud protes atas aksi penembakan terhadap para pengunjuk rasa.

Menurut saksi mata, seperti diberitakan stasiun televisi Aljazeera, saat prosesi pemakaman korban tewas, ribuan warga berteriak, ”Tumbangkan rezim Bashar al-Assad.” Mereka juga meminta Presiden Bashar al-Assad mengerahkan pasukan ke Dataran Tinggi Golan untuk membebaskannya dari pendudukan Israel daripada mengerahkannya untuk menghadapi rakyat sendiri.

Dua anggota parlemen dari Provinsi Daraa, Naser Al Hariri dan Khalil Rifai, mengajukan pengunduran diri dari anggota parlemen sebagai protes atas aksi penembakan aparat keamanan terhadap pengunjuk rasa.

Al Hariri kepada Aljazeera mengungkapkan, alasan mengundurkan diri adalah dia gagal melindungi rakyat Suriah dari tembakan aparat keamanan. Ia mempertanyakan, siapa yang memerintah penembakan itu setelah Presiden Bashar al-Assad berjanji kepada tokoh-tokoh Provinsi Daraa bahwa tidak akan ada tembakan di provinsi tersebut.

Al Hariri menambahkan, penembak jitu yang menduduki atap gedung-gedung pemerintah adalah aparat keamanan karena tidak mungkin rakyat biasa bisa menduduki gedung-gedung itu.

Khalil Rifai juga beralasan, pengunduran diri dari anggota parlemen karena dia gagal melindungi rakyat Daraa dari aksi penembakan oleh aparat keamanan.

Ia menyerukan, Presiden Bashar al-Assad mencapai kesepakatan politik dengan rakyat Suriah karena pendekatan keamanan saja akan gagal menyelesaikan problem negeri itu.

Mufti Provinsi Daraa, Sheikh Razzaq Abdurrahim, beralasan, pengunduran dirinya sebagai protes atas jatuhnya korban tewas dan luka-luka oleh aparat keamanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com