Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Tanah Sudah Terkontaminasi

Kompas.com - 02/04/2011, 06:12 WIB

Tokyo, jumat - Krisis nuklir di PLTN Fukushima Daiichi makin memprihatinkan setelah terungkap bahwa air tanah yang mengalir di bawah pembangkit listrik tersebut sudah tercemar material radioaktif melebihi ambang batas. Jejak radioaktif juga ditemukan pada hewan ternak.

Temuan radiasi dalam air tanah tersebut diumumkan Kamis (31/3) oleh operator PLTN, Tokyo Electric Power Company (Tepco). Menurut juru bicara Tepco, Naoyuki Matsumo, tingkat radiasi dalam air tanah di bawah PLTN sudah mencapai 10.000 kali batas maksimal yang diizinkan pemerintah.

Jejak kontaminasi iodin-131 itu ditemukan hingga kedalaman 15 meter di bawah salah satu reaktor.

Kementerian Kesehatan Jepang juga mengumumkan temuan jejak kontaminasi cesium di atas ambang batas dalam daging sapi di Prefektur Fukushima, tak jauh dari PLTN bermasalah tersebut. Tingkat radiasi dalam daging sapi tersebut mencapai 510 becquerel. Padahal, batas maksimal yang ditetapkan Komisi Keselamatan Nuklir Jepang adalah 500 becquerel.

Meski demikian, pemerintah menegaskan, kontaminasi dalam air tanah di bawah PLTN dan daging sapi tersebut tidak mengancam kesehatan warga. Kementerian Kesehatan menandaskan, daging sapi terkontaminasi tersebut tidak akan disalurkan ke pasar.

Sementara itu, kontaminasi radioaktif di air tanah akan terurai dengan cepat. Menurut pakar ilmu lingkungan Seiki Kawagoe dari Tohoku University, hanya ada dua cara air tanah terkontaminasi tersebut bisa berbahaya bagi kesehatan manusia.

Pertama, apabila air masuk ke dalam sumur yang dijadikan sumber air minum. Kemungkinan lain adalah apabila air tanah ini masuk ke dalam sistem saluran air bawah tanah dan kemudian keluar ke sungai yang dijadikan sumber air baku untuk air minum.

Dua kemungkinan ini ditepis Tomohiro Mogamiya, pejabat divisi pasokan air di Kementerian Kesehatan Jepang. Menurut dia, air tanah cenderung mengalir ke arah laut. Dengan posisi PLTN yang sudah berada di pantai, kecil kemungkinan air tersebut mencemari sumber air minum.

Dua instalasi pemurnian air terdekat dengan PLTN Fukushima Daiichi juga terletak beberapa kilometer dari pantai sehingga lebih tinggi dari posisi reaktor-reaktor nuklir.

”Saat orang-orang mulai kembali ke wilayah ini, kami akan uji dulu airnya untuk memastikan aman diminum,” ujar Masato Ishikawa, pejabat divisi pangan dan sanitasi pemerintah Prefektur Fukushima.

Diungsikan

Saat ini lebih dari 70.000 penduduk telah diungsikan dari zona evakuasi dalam radius 20 kilometer dari PLTN Fukushima Daiichi. Sementara itu, sekitar 130.000 warga yang tinggal di zona hingga radius 30 kilometer disarankan mengungsi secara sukarela atau tetap berada di rumah untuk menghindari paparan radiasi tinggi.

Pemerintah Jepang tetap belum memperluas zona evakuasi meski pihak Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) telah menemukan radiasi di atas ambang batas di sebuah desa berjarak 40 kilometer dari PLTN.

Pemerintah, melalui Badan Keselamatan Industri dan Nuklir (NISA), juga meragukan hasil pengukuran radiasi oleh Tepco yang selalu menunjukkan angka yang sangat tinggi. NISA memerintahkan Tepco mengukur ulang tingkat radiasi di udara, laut, dan air tanah untuk memastikan tingkat radiasi yang sesungguhnya.

”Kami curiga dengan hasil analisis isotop mereka. Jadi, kami menunggu hasil analisis terbaru,” ungkap juru bicara NISA, Hidehiko Nishiyama.

Upaya pendinginan teras reaktor juga terus dilakukan dengan bantuan dunia internasional. Selain Perancis yang mengirimkan pakar nuklirnya dari perusahaan pembuat reaktor nuklir Areva, AS juga mengirimkan para pakar nuklir militer, robot, dan dua pompa raksasa untuk menyemprotkan air ke dalam reaktor.

AS juga melibatkan ribuan prajuritnya untuk membantu pasukan bela diri Jepang mencari korban gempa dan tsunami tiga pekan lalu. Pasukan gabungan ini memberangkatkan 120 pesawat dan helikopter, dan 65 kapal pada hari Jumat, untuk menyisir kawasan pantai yang paling parah terkena tsunami.

Jumlah korban tewas saat ini sudah mencapai 11.532 orang dan 16.441 orang masih hilang.

Harian Mainichi Shimbun melaporkan, Pemerintah Jepang saat ini sedang bersiap menyuntikkan dana dalam bentuk pembelian sebagian saham Tepco untuk mengendalikan perusahaan itu.

”Pemerintah hanya akan mengambil jumlah saham yang cukup agar bisa terlibat dalam manajemen. Kalau di atas 50 persen, itu namanya nasionalisasi, dan kami tidak mempertimbangkan itu,” kata seorang pejabat pemerintah yang dikutip koran tersebut.

(AP/AFP/Reuters/ CNN.com/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com