Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khadafy: Intervensi, Ribuan Orang Tewas!

Kompas.com - 03/03/2011, 13:47 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Moammar Khadafy, Rabu, memperingatkan, ribuan orang akan tewas jika Barat melancarkan intervensi militer ke Libya. Pada hari yang sama, kaum  oposisi berhasil memukul mundur serangan hebat pasukan Khadafy di sekitar sebuah kota minyak utama di timur negara itu.

Pihak oposisi Libya tambal sulam mengontrol daerah yang sangat luas di Libya timur dan barat, termasuk kota penting Benghazi di timur dan beberapa instalasi minyak. Khadafy sejauh ini tetap mengendalikan Ibu Kota Libya, Tripoli.

Saat berbicara secara langsung di televisi negara, Khadafy memperingatkan bahwa ”pertempuran akan berlangsung sangat panjang” jika ada intervensi kekuatan asing. ”Jika Amerika atau Barat ingin masuk Libya, mereka harus tahu bahwa itu akan menjadi sebuah neraka dan pertumpahan darah yang lebih buruk dari Irak,” ucap Khadafy. Dalam sebuah pidato yang berapi-api, dia lagi-lagi menyalahkan Al Qaeda yang menggoyang 41 tahun pemerintahan tangan besinya. Menurut dia, tujuan Al Qaeda adalah untuk mengontrol tanah dan minyak Libya.

Saat dunia berteriak-teriak tentang tindakan untuk menghentikan Khadafy yang menggunakan pesawat tempur terhadap rakyatnya sendiri dan melindungi pengungsi yang berebut untuk melarikan diri, Amerika Serikat dan sekutunya mengendurkan pembicaraan tentang penerapan zona larangan terbang di Libya. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan, keputusan seperti itu masih ”jauh” dan para pejabat NATO masih terbelah. Clinton juga memperingatkan, intervensi apa pun akan ”kontroversial” di dunia Arab dan bahwa oposisi Libya ingin terlihat bisa menggulingkan Khadafy dengan tangan mereka sendiri.

Seruan zona larangan terbang muncul sebagai reaksi atas laporan media bahwa pasukan Khadafy telah menggunakan pesawat dan helikopter tempur untuk menembaki warga sipil.

Dengan krisis kemanusiaan yang memburuk di perbatasan barat, antara Libya dan Tunisia, Inggris mengatakan, pihaknya telah mengirim pesawat untuk mengangkut ribuan warga Mesir yang terjebak di kamp-kamp pengungsi. Sementara itu, Perancis mengatakan, pihaknya mengirimkan sebuah helikopter angkut ke perairan Libya untuk membantu warga sipil mengungsi.

Jet-jet tempur Libya, Rabu, meluncurkan serangan udara ke Kota Brega yang dikuasai kelompok oposisi dan ke instalasi-instalasi minyak. Meski mendapat serangan senjata berat dan tank, kaum oposisi dengan bala bantuan truk dari Benghazi, kota utama di bawah kontrol oposisi, bisa memukul mundur pasukan Khadafy.

Sebuah ledakan besar mengguncang kota pesisir itu dan gumpalan asap mengepul ke langit, kata seorang wartawan AFP, saat bentrokan berlanjut beberapa jam setelah pihak oposisi mengatakan  telah mengusir salah satu serangan pro-Khadafy terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ketika pertempuran berlangsung, seorang wartawan AFP di salah satu dari dua rumah sakit di Brega, 200 kilometer barat daya Benghazi, melihat empat mayat berlumuran darah di sebuah kamar mayat, sementara kelompok oposisi mengatakan, sedikitnya 10 orang tewas.

Pesawat-pesawat tempur Libya juga meluncurkan serangan udara ke Ajdabiya, 40 kilometer dari Brega, dengan target gudang senjata atau sebuah pangkalan militer yang telah diambil alih oleh pasukan oposisi.

Sementara itu, juru bicara UNHCR, Sybella Wilkes, kepada AFP di Jenewa mengatakan, situasi di perbatasan Libya-Tunisia mengerikan. ”Rekan-rekan saya di lapangan mengatakan, lautan manusia, sejauh yang Anda bisa lihat, sedang menunggu untuk menyeberang,” katanya. ”Mereka berada di tempat terbuka dalam kondisi dingin membeku, di bawah hujan. Banyak dari mereka telah menghabiskan tiga atau empat malam di udara terbuka,” katanya. Ia menambahkan butuh ”puluhan hingga ratusan pesawat” untuk mengangkut para pengunsi itu.

Lebih dari 100.000 orang telah meninggalkan Libya untuk menghindari tindak kekerasan oleh para loyalis Khadafy yang juga telah menyebabkan sedikitnya 1.000 tewas, menurut perkiraan konservatif PBB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com