Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permukiman Warga Terbakar

Kompas.com - 02/03/2011, 03:31 WIB

Jakarta, Kompas - Kebakaran meludeskan permukiman eks relokasi pedagang kaki lima Teluk Gong di Jalan Lindung, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (28/2) sore. Paling tidak, ada 800 jiwa penghuni permukiman itu kehilangan tempat tinggal.

Hingga Selasa (1/3) siang, sebagian korban kebakaran mengungsi di Balai Rakyat Pejagalan dan sebagian lagi mengungsi di rumah kerabatnya.

Beberapa warga juga ada yang tetap bertahan di rumahnya yang terbakar dengan menggelar tenda untuk menjaga harta bendanya yang masih dapat digunakan maupun dijual. Sebagian warga juga ada yang berjaga di sekitar permukiman karena pada saat terjadi kebakaran ada saja yang tega yang memanfaatkan kesempatan itu untuk mencuri.

Selama sepekan, Sekretaris Kelurahan Pejagalan Sanyoto mengatakan, pemerintah menjamin kebutuhan makan dan tempat mengungsi bagi warga yang rumahnya ludes terbakar.

Namun, setelah sepekan, Sanyoto mengaku pihaknya masih belum dapat memastikan nasib warga yang rumahnya terbakar. Sanyoto juga tak dapat memberikan kepastian terkait pendirian kembali rumah warga karena lahan yang diokupasi warga itu termasuk lahan hijau, bukan untuk permukiman.

”Sesuai rencana pembangunan, lahan permukiman itu seharusnya sebagai jalan inspeksi Sungai Muara Angke,” tuturnya.

Seorang warga yang rumahnya terbakar, Wahyono (50), mengaku sejauh ini kebutuhan makan dan minum telah dipenuhi di tempat pengungsian di Balai Rakyat Pejagalan. Dia berharap agar pemerintah dapat membantunya mendirikan rumahnya yang hangus terbakar.

Korsleting listrik

Meskipun tak menyebabkan korban jiwa, kebakaran yang terjadi cukup besar. Seluruh permukiman eks relokasi PKL Teluk Gong seluas 1.000 meter persegi itu ludes terbakar hingga menghanguskan 500 rumah.

Bahkan, kebakaran itu juga merembet ke gudang plastik di seberang permukiman yang dipisahkan jalan selebar empat meter. Gudang seluas 300 meter persegi itu pun ikut ludes terbakar bersama tiga truk yang ada di dalamnya.

Menurut salah seorang warga, Zaenal (40), kebakaran itu cepat merembet karena angin bertiup cukup kencang. Selain itu, api juga merembet lewat jaringan listrik.

Juru bicara Kepolisian Sektor Metro Penjaringan, Ajun Komisaris Teddy Hartanto, mengatakan, kebakaran itu diduga akibat korsleting listrik. Hal itu karena api muncul dari tengah permukiman.

Sebagian warga pun mengaku tak sedikit di antara mereka yang menggunakan satu jaringan listrik untuk disalurkan ke beberapa rumah. Hal itu karena rumah mereka saling berimpitan dan rata-rata berukuran 3 meter x 3 meter hingga 6 meter x 6 meter.

Maryati (60), salah satu warga, mengakui, dia ikut menyambungkan listrik dari rumah anaknya dengan kabel tanpa melalui operator PT PLN. ”Di sini sudah biasa menyalurkan listrik dari rumah tetangga dan selama ini pun aman,” katanya.

Kendala

Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta Paimin Napitupulu mengatakan, kendala utama yang dihadapi dalam mengatasi kebakaran hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Kendala itu, antara lain karena perumahan padat penduduk, mobil yang parkir di jalan, dan portal di perumahan.

”Hambatan itu yang membuat kami sulit memadamkan api dengan cepat,” kata Napitupulu seusai peringatan Hari Ulang Tahun Ke-92 Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta di Silang Monas, Selasa (1/3).

Hambatan lain yang dihadapi adalah jumlah personel dan peralatan kerja yang sudah tua.

”Kami kekurangan 3.000 personel. Saat ini memang sedang rekrutmen dan kami sudah mempunyai lembaga pendidikannya,” kata Napitupulu.

Tahun ini direncanakan ada anggaran untuk peremajaan mobil pemadam yang sudah tua. Selain itu, juga untuk memodernkan peralatan yang ada.

”Saat ini kami sudah memiliki alat baru yang mampu menjangkau gedung setinggi 55 meter, tetapi jumlahnya baru satu,” kata dia.

Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto juga meresmikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta. (ARN/MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com