Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komando "Tak Dikenal" Bantai Pengawal Gbagbo

Kompas.com - 24/02/2011, 03:18 WIB

Abijan, Selasa - Perang saudara di Pantai Gading sepertinya tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, bahkan semakin panas.

Sumber penasihat presiden terpilih versi pemilu 28 November lalu, Alassane Ouattara, Rabu (23/2), mengungkapkan, pasukan komando yang ”tak dikenal” telah membantai sejumlah personel pasukan pengawal presiden berkuasa yang tak mau mundur, Laurent Gbagbo.

Sumber yang tak bersedia diungkapkan namanya ini mengatakan, peristiwa yang terjadi Selasa itu setidaknya membuat empat kendaraan polisi dan militer pengawal Gbagbo ditahan di wilayah pro-Ouattara di Abijan, Pantai Gading. Tak diungkapkan jumlah korban tewas dalam kejadian tersebut.

Peristiwa di Abijan ini terjadi pada hari yang sama saat sejumlah pemimpin Uni Afrika, di antaranya Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, menemui Ouattara dengan maksud memediasi pertikaian dua kubu presiden negeri di barat Afrika itu.

Bukannya disambut baik, menurut Deputi Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Ebrahim Ebrahim, kedatangan sejumlah pemimpin Afrika ini malah disambut amarah lantaran sehari sebelumnya mereka terlebih dahulu menemui presiden berkuasa, Gbagbo.

Massa, menurut Ebrahim, malah menuding Presiden Afrika Selatan sebagai ”maling”, meneriakkan ”Zuma, ungkapkan kebenaran!”, dan menuduh para pemimpin Afrika itu sebagai sekutu Gbagbo—yang menolak lengser meski kalah pemilu.

Selain Zuma, rombongan yang dipimpin Presiden Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz ini juga terdiri dari Presiden Chad Idriss Deby Itno dan Presiden Tanzania Jakaya Kikwete.

Presiden Burkina Faso Blaise Compaore batal ikut serta lantaran diancam para loyalis Presiden Gbagbo. Ia dituding sebagai sekutu Ouattara.

Pada pertemuan dengan para pemimpin Uni Afrika itu, Ouattara menuduh Gbagbo ”menindas dengan tindak kekerasan” terhadap demonstran pengikut Ouattara pada Senin lalu, yang menewaskan 12 orang. Sejumlah penyerang, menurut pihak Ouattara, menggunakan senjata pelontar roket.

Upaya mediasi ini merupakan yang kesekian kali sejak meletusnya pertikaian dua kubu presiden Pantai Gading selama hampir empat bulan terakhir. Kubu Ouattara bahkan mengancam kubu Gbagbo bahwa pendukungnya akan melakukan ”revolusi” seperti yang terjadi di Tunisia dan Mesir guna memaksa Gbagbo turun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com