Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imigran Afrika Utara Pusingkan Italia

Kompas.com - 16/02/2011, 07:30 WIB

LAMPEDUSA, KOMPAS.com - Italia dipusingkan oleh arus imigrasi warga asing dari Afrika Utara, terutama Tunisia dan Mesir. Otoritas Italia, Selasa (15/2), mencegat kapal berisi 32 warga Mesir di Ragusa, Sisilia. Mereka adalah bagian dari warga Afrika Utara yang lari ke Italia mengikuti lebih dari 5.000 warga Tunisia yang sudah tiba di Italia.

Jumlah warga atau imigran asing yang tiba di Italia menyusul pergolakan politik di Tunisia dan Mesir, dua negara di Afrika Utara, terus meningkat. Pada mulanya hanya warga Tunisia. Namun, sejak muncul pergolakan di Mesir yang juga mengikuti model pergerakan rakyat Tunisia, imigran Mesir pun berdatangan ke Italia.

Kondisi ini membuat pemerintahan Perdana Menteri Silvio Berlusconi kewalahan. Fokus perhatian pemerintah saat ini adalah menangani pengungsi asal Tunisia, yang telah mencapai lebih dari 5.000 orang dan kini telah mendarat di Pulau Lampedusa dan Sisilia.

Pemerintahan Berlusconi meminta dukungan dana dari Uni Eropa (UE). Menurut kantor berita AFP, Berlusconi mengatakan kepada Presiden UE Herman van Rompuy bahwa keadaan sudah gawat dan masalah itu sudah menyangkut seluruh UE. UE pun mengumumkan bantuan sekitar 258 juta euro.

Menteri Dalam Negeri Italia Roberto Maroni mengatakan, negaranya sudah mengajukan dana 100 juta euro untuk menangani pengungsi. Dia meminta badan pengelola perbatasan UE, Frontex, turut mendukung dengan memobilisasi 200 tentara untuk mengawasi pusat-pusat penampungan imigran Tunisia.

Sebuah pusat penampungan di Lampedusa yang berkapasitas 850 orang telah dibuka kembali. Sementara ribuan pendatang lainnya dipindahkan ke Pulau Sisilia yang mempunyai fasilitas penampungan lebih banyak.

Wali Kota Lampedusa Bernardino Rubeis menyatakan, wilayahnya dalam keadaan darurat. ”Banyak warga Tunisia berusaha mencapai Italia dan juga negara lain di UE,” kata Rubeis.

Sejak Presiden Zine al-Abidine Ben Ali digulingkan pada 14 Januari 2011, patroli polisi di perairan Tunisia berkurang. Hampir setiap hari, ratusan orang keluar dari negara itu untuk menghindari pergolakan politik.

Paling tidak lima warga Tunisia tewas akibat kapal mereka tenggelam. Sebuah kapal yang mengangkut 120 orang tenggelam, Jumat lalu. ”Ada 85 orang selamat, 5 orang tewas, dan 30 orang hilang,” kata seorang penumpang selamat, Ziad Ben Abdaalah.

Terus mengalir

Gelombang imigran Tunisia terjadi setiap hari. Mereka tidak saja masuk ke Italia melalui Lampedusa, tetapi juga Sisilia. Lebih dari 16 perahu atau kapal kecil tiba dalam waktu kurang dari 24 jam sejak Sabtu malam hingga Minggu, seperti dituturkan penjaga pantai Palermo, Sisilia, Claudia Viccica.

Pada akhir pekan lalu, lebih dari 1.500 warga Tunisia tiba di Italia. Sekitar 800 orang di antaranya diterbangkan atau dibawa dengan feri ke daratan Italia, seperti ke Brindisi, Foggia, Crotone, dan Bari.

Pemimpin kemah pengungsi, Mimmo Zurlo, mengatakan, tempat penampungan bagi pemohon suaka yang disediakan bisa menampung hingga 944 orang. ”Dalam keadaan darurat, kami bisa menyediakan paling banyak 1.400 tempat tidur,” katanya.

Situasi serupa ditemukan di pusat penampungan lain. Sebagian besar malah sudah kehabisan tempat. Oleh sebab itu, Minggu, Palang Merah Italia mulai membangun tenda untuk 500 orang di dekat kota Syracus, Pulau Sisilia.

Italia, yang sudah kewalahan menerima imigran atau pengungsi Tunisia, bertambah kebingungan setelah pengungsi dari Mesir mulai berdatangan. Hal itu ditandai dengan kedatangan 32 warga Mesir di Pantai Ragusa. (AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com