Rafah, Minggu -
Pada saat hangat-hangatnya gelombang aksi massa yang kini memasuki hari keenam, pejabat Hamas mengumumkan bahwa pintu perbatasan Rafah akan ditutup ”selama beberapa hari” untuk mencegah orang-orang Palestina menyeberang ke Mesir.
Pintu perbatasan Rafah setiap hari dilintasi 400-500 orang
Dengan ditutupnya pintu Rafah, penguasa Hamas pun menurunkan ratusan anggota pasukan mereka untuk menjaga perbatasan ini. Padahal, sehari-hari perbatasan ini hanya dijaga sekitar 50 tentara Hamas di sisi ke arah Gaza.
Sampai saat ini belum ada reaksi yang resmi dinyatakan oleh penguasa Hamas terhadap merebaknya aksi massa di Mesir sejak pekan lalu itu.
Meski demikian, penjagaan pasukan Hamas ini tidak menutup kemungkinan kembalinya dua narapidana eks Hamas yang kabur dari sebuah penjara dekat Kairo saat terjadi chaos lantaran aksi massa di Mesir.
Dua orang Hamas yang diperkirakan menyelundup kembali ke Gaza melalui terowongan penyelundupan itu adalah sebagian dari sekitar delapan anggota Hamas yang ditahan di Mesir dan dikabarkan berniat kembali ke Gaza.
Lolosnya narapidana-narapidana ini terjadi saat ribuan narapidana kabur di sejumlah penjara Mesir lantaran absennya polisi akibat amuk massa dalam jumlah yang sangat banyak.
Di antara sekian narapidana anggota Hamas, ada nama terkenal Mohammed al-Shaer, yang ditangkap otoritas Mesir enam bulan silam, dan Hassan Wishah, yang semestinya masih harus mendekam di penjara Mesir tiga tahun dari 10 tahun masa hukumannya.