"Kebutuhan logistik untuk WNI cukup," kata Dubes, yang dihubungi dari Kairo, Mesir, pada Jumat (21/1/2011).
Ia membantah laporan media di Indonesia bahwa WNI di Tunisia kekurangan makanan. "Sejauh ini, semua kebutuhan untuk WNI yang ditampung itu terpenuhi," katanya.
Pemenuhan kebutuhan itu terkait dengan pembukaan kembali toko bahan makanan di ibu kota Tunis, katanya.
Ibnu menambahkan, seorang perempuan pekerja Indonesia, yang dirawat di rumah sakit akibat penyakit TBC, juga telah sembuh dan sudah bergabung dengan WNI di KBRI pada Kamis.
Pekerja itu sebelumnya bekerja di keluarga pejabat elite, yang dekat dengan keluarga Presiden Tunisia terguling, Zine Al-Abidin Ben Ali, yang kini mengasingkan diri ke Arab Saudi.
Pada saat ini, 38 WNI ditampung KBRI sejak pekan lalu menyusul tumbangan pemerintahan Tunisia pimpinan Ben Ali.
Ibnu menjelaskan, 38 WNI itu terdiri atas 21 orang di KBRI dan 17 orang lagi di kediaman beberapa karyawan KBRI.
Keamanan di Tunisia mulai pulih dan masyarakat telah kembali bergiat. Kendati demikian, jam malam di ibu kota Tunis masih diberlakukan mulai 18.00 hingga 06.00 waktu setempat. Ibnu belum memastikan kapan WNI itu dilepaskan. Sebelumnya, pemerintah peralihan melalui Kementerian Luar Negeri Tunisia menjamin keamanan WNI tersebut.