Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Orang Selamatkan Diri

Kompas.com - 12/01/2011, 03:38 WIB

Brisbane, Selasa - Helikopter-helikopter militer Australia, Selasa (11/1), mencari sejumlah orang yang hilang. Mereka lenyap setelah terjangan arus deras macam tsunami melanda sebuah lembah. Tsunami itu juga menjungkirbalikkan mobil-mobil layaknya seperti mainan. Ini adalah episode banjir dengan korban tewas yang banyak.

Ribuan orang menyelamatkan diri dari pusat kota Brisbane pada hari Selasa. Ibu kota Negara Bagian Queensland yang panik itu menghadapi banjir terburuk dalam 120 tahun terakhir.

”Sedikitnya 9 orang tewas dan 59 orang hilang hampir 24 jam. Ini terjadi setelah banjir bandang membawa jutaan galon air ke Lembah Lockyer, Queensland, hari Senin,” kata PM negara bagian itu, Anna Bligh.

Pihak yang berwenang mengkhawatirkan sedikitnya 15 orang dari yang hilang itu telah tewas.

Lembah itu menjadi saluran utama bagi curah hujan. Para ahli meteorologi menaksir curah hujan turun sampai setinggi 150 milimeter dalam setengah jam di dekat kota Toowoomba. Lembah itu kemudian mengalirkan air hujan ke sebuah sungai.

Saking banyaknya curah hujan, aliran itu memiliki daya kuat yang sangat menghancurkan, seperti mampu mengangkat rumah-rumah dari fondasinya. Arus air melambat karena menyebar saat bergerak ke hilir menuju Brisbane, kota nomor tiga terbesar di Australia dengan 2 juta penduduk.

Sungai Brisbane meluap pada hari Selasa. Para pejabat memperingatkan ribuan rumah di puluhan kawasan rendah dan di pusat kota bisa kebanjiran. ”Ini benar-benar suatu rangkaian peristiwa yang menakutkan bagi rakyat Queensland, dengan potensi akan terjadi lebih banyak lagi banjir,” kata PM Australia Julia Gillard kepada televisi ABC. Dia mengatakan sangat terkejut melihat tayangan televisi soal banjir bandang itu hari Senin.

Setinggi 8 meter

Para pekerja melakukan evakuasi setelah Sungai Brisbane meluap. Para pejabat mengatakan, 6.500 rumah dan wilayah pusat kota akan dilanda banjir terbesar sejak 1893 itu. ”Air banjir sedang dalam perjalanan,” kata Wali Kota Brisbane Campbell Newman. ”Hari ini sangat genting, besok keadaan menjadi buruk, dan hari Kamis akan sangat buruk bagi warga dan bisnis yang terkena,” katanya.

Eksodus warga dengan bus, kereta api, dan mobil terjadi sehari setelah banjir bandang menyapu Toowoomba, sekitar 125 kilometer di sebelah barat Brisbane.

Di Brisbane, kepanikan melanda warga dengan memborong barang-barang kebutuhan sehari-hari. Itu terjadi saat peringatan banjir dikeluarkan untuk puluhan kawasan di pinggiran kota.

”Di pasar-pasar swalayan setempat, antrean sampai 50-60 orang di 12 tempat pembayaran dan semua bahan pokok habis terjual,” kata Paul Betros, seorang pengacara di Brisbane yang diperintahkan pulang ketika gedung yang menjadi lokasi kantornya dievakuasi. ”Tidak ada lagi roti, susu, baterai, air kemasan, lilin. Toko roti kehabisan roti dan ditutup,” katanya.

Banjir bandang dekat Toowoomba hari Senin secara dramatis meningkatkan krisis banjir Australia di Queensland, yang melumpuhkan kehidupan ekonomi negara bagian itu. Jumlah korban tewas seluruhnya menjadi 20 orang. Tiga perempat wilayah negara bagian itu dinyatakan sebagai zona bencana akibat curah hujan yang tiada hentinya.

Anna Bligh dengan emosional mengatakan, ”Diperkirakan akan ada lebih banyak korban akibat banjir bandang saat para petugas penyelamat mencapai komunitas-komunitas korban banjir.”

”Kami kini sedang dalam sebuah pengalaman yang menakutkan,” kata Bligh seraya meminta orang untuk tetap tenang, bersabar, dan bersatu.

Upaya pencarian dan penyelamatan dirintangi oleh badai dan hujan walau cuaca buruk akan mereda. Bligh mengatakan, pencarian korban akan lebih mudah dilakukan hari Rabu. Banjir bandang hari Senin melanda tanpa peringatan di Toowoomba, kota di pegunungan dengan tinggi 700 meter di atas permukaan laut.

Bligh mengatakan, hujan sangat lebat jatuh di suatu area tertentu saja. Hal ini membuat air bah bisa mencapai setinggi 8 meter dan melanda Toowoomba dan kota-kota kecil yang lebih dekat ke lembah.

Komisioner polisi Bob Atkinson menyebut peristiwa hari Senin itu sebagai sebuah tsunami daratan. Hujan lebat juga terus turun pada hari Selasa. Biro Meteorologi memperingatkan banjir bandang lanjutan masih bisa terjadi. (AP/AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com