Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Australia Makin Parah

Kompas.com - 31/12/2010, 03:33 WIB

BRISBANE, KAMIS - Banjir yang melanda Negara Bagian Queensland, Australia timur laut, makin menjadi-jadi setelah permukaan air sungai terus naik, sedikitnya 13 kota terendam. Warga kota-kota itu dievakuasi, jalur rel kereta api dan jalan raya terputus, dan aktivitas pertambangan terganggu.

Semua warga kota Condamine, sebanyak 130 orang, dievakuasi menggunakan helikopter, Kamis (30/12), setelah kota tersebut perlahan tetapi pasti terendam air.

Neil Roberts, Menteri Pelayanan Darurat Negara Bagian Queensland, mengatakan, Condamine adalah satu dari 13 kota yang penduduknya harus dievakuasi pada hari Kamis karena ketinggian air terus naik. Menurut dia, total penduduk yang telah dievakuasi mencapai 2.000 jiwa.

Di Bundaberg, Queensland tenggara, sekitar 120 rumah penduduk tenggelam akibat luapan Sungai Burnett yang membelah kota itu. Wakil Wali Kota Bundaberg Tony Ricciardi mengatakan, sebanyak 400 orang dievakuasi sepanjang malam sejak hari Rabu.

Semua warga kota Theodore, sebanyak 300 orang, juga telah dievakuasi oleh tentara Australia, Rabu.

Salah satu kota yang terparah terkena banjir adalah Emerald, yang berpenduduk 15.000 jiwa. Sungai Fitzroy, yang mengalir melalui kota itu, meluap dan diramalkan akan mencapai puncaknya pada ketinggian 16,3 meter, Jumat siang ini, dan menenggelamkan lebih dari 80 persen wilayah kota. Di stasiun pengamatan Biro Meteorologi Australia (www.bom.gov.au) di kawasan Riverslea, ketinggian air Fitzroy bahkan sudah mencapai 23,53 meter di atas jembatan di lokasi tersebut.

Jeff Perkins, peneliti di Biro Meteorologi Australia, memperkirakan, aliran air Fitzroy akan menyebabkan banjir terburuk dalam 50 tahun terakhir di kota Rockhampton, yang terletak di bagian hilir dekat pantai. ”Banjir akan sangat besar di sana minggu depan, dengan ketinggian air bisa mencapai 9,4 meter, sama dengan banjir tahun 1954,” tutur Perkins.

Baru pertama kali

Perdana Menteri Negara Bagian Queensland Anna Bligh mengatakan, bencana banjir saat ini belum pernah terjadi dalam sejarah. ”Skala (bencana) dan jumlah orang yang terdampak belum pernah sebesar ini sebelumnya. Banjir terjadi di banyak tempat secara bersamaan,” tutur Bligh, yang sudah mengucurkan dana tanggap darurat bencana sebesar 1 juta dollar Australia (Rp 9,1 miliar).

Bligh juga mengatakan, banjir kemungkinan belum akan surut hingga 10 hari mendatang, dan operasi pemulihan dan pembersihan bisa butuh waktu berminggu-minggu setelah itu. ”Saat air surut, baru kita akan tahu seberapa besar masalah dan kerugian yang kita hadapi,” tutur Bligh, yang memperkirakan kerugian mencapai miliaran dollar Australia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com