Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Alam Bromo Istirahat

Kompas.com - 24/12/2010, 11:19 WIB

Sepinya pengunjung juga dialami Hotel Cemara Indah, Bromo Permai, Kafe Lava, Java Banana, dan Yoschi Hotel. Meski tidak mengalami kerusakan, abu juga menyelimuti hotel tersebut. Kalaupun kamar tersedia, akses menuju hotel sejak dari Wonokerto tertutup abu. Dua hari terakhir, hujan juga mengguyur, membuat jalanan licin.

Penghasilan menurun

Sepinya tamu hotel berarti juga menurunnya penghasilan warga dari sektor wisata. Warga yang menyewakan rumahnya untuk homestay juga menghubungi tamunya. Untuk sementara, rumah yang disewakan tidak layak huni. ”Hal itu dilakukan agar tidak mengecewakan," kata Yarno, salah seorang pegawai homestay.

Penyedia jasa menunggang kuda, sopir jip, pedagang suvenir, kaus, sarung tangan, syal, dan topi penghangat juga kehilangan pembeli sementara waktu. Padahal, sepinya pengunjung terjadi sejak Bromo dinyatakan erupsi dan akses ke lautan pasir ditutup.

Kini pemilik kuda atau ternak sapi tidak saja kehilangan penghasilan, tetapi juga kesulitan mencari pakan. Mereka juga disibukkan dengan kegiatan membersihkan abu di atap kandang agar tidak sampai roboh.

Totok, salah seorang warga di Cemorolawang, dibantu rekannya sibuk membersihkan pasir di atap kandang kuda. Di kandang itu ada tiga kuda. Kini mencari pakan kuda agak sulit karena rumput tertutup abu. Kalaupun ada, harus dibersihkan dulu. ”Jika mau yang agak bersih ya mencari ke wilayah yang ketebalan abunya tidak parah,” tuturnya.

Sopir yang biasa mengantar pengunjung Bromo ke Penanjakan untuk menikmati matahari terbit atau ke kawah Gunung Bromo melintasi lautan pasir juga kehilangan pendapatan. Biasanya untuk mengantar pengunjung pergi-pulang dari penginapan tarifnya Rp 300.000 untuk jip berkapasitas enam orang. Sopir dapat komisi Rp 25.000. Jika model setoran, maka sopir menarik Rp 60.000 per penumpang. ”Harga itu juga disepakati bersama dengan jip yang dikelola koperasi,” kata Sugik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com