Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kosovo Tatap Era Baru

Kompas.com - 14/12/2010, 04:52 WIB

pristina, senin - Rakyat Kosovo, Minggu (12/12), memilih 120 anggota parlemen dalam pemilu pertama setelah merdeka dari Serbia tahun 2008. Tingkat partisipasi hanya 40 persen dari 1,6 juta pemilih karena etnis Serbia memboikot. Hal itu bisa memicu ketegangan, tetapi Kosovo kian kukuh.

Sekitar 32.000 pengawas pemilu dan 840 pemantau internasional mengawasi kelangsungan pemilu. Warga Serbia di Kosovo utara menentang pemerintah Pristina, ibu kota Kosovo, dengan menolak ikut pemilu. Namun, di kawasan lain, seperti di Kosovo tengah dan timur, keikutsertaan warga etnis Serbia cukup menonjol.

Di kota Mitrovica, yang terbagi dalam etnik-etnik Albania dan Serbia, muncul aksi yang menyerukan boikot pemilu. ”Tidak ada pemilu di negara Kosovo yang palsu,” demikian bunyi tulisan di salah satu poster.

Komisi Pemilu menjelaskan, ada sekitar 1,6 juta warga yang terdaftar sebagai pemilih tetap. Meski demikian, ketika seluruh tempat pemungutan suara ditutup pada Minggu sekitar pukul 19.00, diketahui bahwa pemilih yang menggunakan haknya tercatat sekitar 40 persen.

Petugas melaporkan, ada sejumlah kecil penyimpangan di dalam proses pemilihan, antara lain kekurangan dalam hal logistik, gangguan dari warga yang tidak berhak dalam proses pemilu, dan banyaknya pemilih ganda. Secara umum pemilu berjalan lancar.

Thaci unggul

Hasil penghitungan sementara menunjukkan, Partai Demokrat Kosovo (PDK), yang dipimpin mantan Perdana Menteri Hashim Thaci, unggul dari saingannya, Liga Demokratis Kosovo (LDK), yang dipimpin tokoh baru, yaitu Gubernur Pristina Isa Mustafa.

Thaci pun langsung mengumumkan kemenangan setelah mengetahui partainya unggul dengan selisih suara 6 persen dari Mustafa. Jajak pendapat yang dilakukan Gani Bobi Center mengatakan, PDK meraih 31 persen dan LDK 25 persen. ”Ini suara untuk Kosovo Eropa,” kata Thaci. ”Ini referendum bagi pemerintahan yang baik,” tuturnya.

Hasil pemilu diumumkan secara resmi pada Senin. PDK yang berkuasa akan bersaing ketat dengan LDK yang berhaluan kanan. Dalam kampanyenya, kedua partai berjanji memperbaiki ekonomi yang lemah dan memerangi korupsi.

Sejauh ini, 70 negara, termasuk AS dan sebagian Uni Eropa, mengakui Kosovo sebagai negara otonom sejak merdeka.

(AP/AFP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com