Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Dokumen Itu Bocor?

Kompas.com - 05/12/2010, 06:42 WIB

Mereka bekerja pada puluhan ribu situs jejaring di AS, 51 lembaga federal, dan pusat-pusat komando militer pada 15 kota di AS.

Dinas intelijen luar dan dalam negeri sedikitnya menyampaikan 50.000 laporan intelijen setiap tahun. Laporan ini meliputi analisis terhadap dokumen, percakapan, dan kawat diplomatik.

Jumlah personel dinas intelijen pada Departemen Pertahanan AS juga bertambah dari hanya 7.500 personel pada 2002 menjadi 16.500 personel saat ini. Satuan anti-teroris yang berada di bawah FBI bertambah dari 35 satuan menjadi 106 satuan. 

Institusi intelijen AS yang gemuk itu memang sengaja dirancang untuk menghadapi peningkatan ancaman terhadap kepentingan AS di luar negeri, terutama setelah terseok-seoknya operasi militer AS di Irak dan Afganistan. Hal itu mendorong AS membangun pula jaringan agen atau kaki tangan di luar negeri. Semua jaringan agen AS itu tidak berada di bawah satu komando sehingga sulit untuk mengontrolnya.

Bersamaan dengan itu pula, ancaman teroris di dalam negeri AS juga terus meningkat. Ancaman ini datang dan dilakukan oleh kaum imigran yang kini berkewarganegaraan AS. Kaum ini membentuk sel-sel tidur. Hal ini menjadi tantangan serius bagi institusi intelijen AS.

AS menggunakan jejaring internet dalam aktivitas intelijennya. Jaringan ini menjadi sarana tukar-menukar informasi antara berbagai dinas intelijennya. Jaringan ini juga menjadi jalur komunikasi antara AS dan negara-negara sahabat. Jaringan serupa juga dipakai untuk merekrut agen intelijen.

Semua ini justru membuka jalan baru dan mudah bagi para hacker untuk menyusup atau mencuri informasi.

Banyak pendukung 

Dalam konteks itu, muncul situs Wikileaks yang diluncurkan secara resmi pada tahun 2007 oleh hacker asal Australia, Julian Assange (39), dengan mengambil basis di Swedia.

Situs Wikileaks didukung banyak organisasi nonpemerintah. Dukungan diberi karena mereka mengusung prinsip hak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan tukar-menukar informasi. Keinginan ini didukung dengan hasrat agar identitas sumber tak terlacak dan sang sumber berita itu tidak terancam bahaya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com