Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Israel Kebakaran, 40 Orang Tewas

Kompas.com - 03/12/2010, 19:54 WIB

TIRAT CARMEL, KOMPAS.com — Tim pemadam kebakaran dari berbagai negara tiba di Israel pada hari Jumat untuk membantu negara mengatasi kebakaran hutan luas dekat kota Haifa yang menewaskan setidaknya 40 orang dan memaksa pengungsian massal.

Pesawat-pesawat dan helikopter-helikopter berulang-ulang terbang di atas hutan yang terbakar, menyemprotkan air ke sumber api. Walau demikian, para pejabat mengaku bahwa kebakaran itu masih belum bisa dikendalikan lebih dari 24 jam setelah berkobar.

Kebakaran terbesar dalam sejarah Israel itu menghanguskan 7.000 hektar lahan, menghancurkan rumah-rumah, dan mengungkapkan kelemahan kemampuan badan-badan urusan darurat lokal dalam mengatasi bencana seperti itu.

"Kebakaran itu masih belum bisa dikendalikan dan angin kencang membuat situasi semakin buruk," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Israel Shimon Romah kepada Radio Israel.

Israel meminta bantuan internasional pada hari Kamis dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Yunani, Siprus, Inggris, Jordania, Bulgaria, dan Rusia memenuhi imbauan itu. Demikian halnya dengan Turki, negara yang sedang mengalami ketegangan diplomatik dengan negara Yahudi tersebut juga mengirim bantuan.

Sementara itu, Mesir, Azerbaijan, Spanyol, Kroasia, dan Perancis juga menawarkan bantuan.

"Saya kira hal ini adalah sebuah tanggapan yang tidak pernah kami peroleh sebelumnya terhadap permintaan bantuan internasional," kata Netanyahu setelah memimpin sidang kabinet di Tel Aviv.

Gumpalan asap besar dapat terlihat dari pelabuhan Laut Tengah, Haifa, persis di sebelah utara lokasi kebakaran. Pihak berwenang pun memerintahkan pengevakuasian 15.000 orang di sekitar Jembatan Carmel, tempat pusat kebakaran.

Sedikitnya 41 orang tewas pada hari Kamis. Sebagin besar adalah peserta pelatihan lembaga penjara. Bus mereka dihantam api saat menuju sebuah penjara untuk membantu pengungsian 500 narapidana. Demikian disampaikan pihak badan urusan darurat.

Para saksi mata mengatakan, kendaraannya menghadapi satu tembok api dan tidak dapat memutar haluan sehingga para penumpang tidak punya kesempatan untuk menyelamatkan diri. Para korban pertama dikuburkan pada hari Jumat (3/12/2010).

"Malapetaka kemarin hanya satu contoh ketidakberdayaan yang dihadapi badan urusan darurat Israel," kata surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth.

"Apa yang dapat dilakukan jika menghadapi puluhan dan ratusan rudal yang mungkin ditembakkan di beberapa daerah, termasuk daerah perkotaan dengan gedung-gedung bertingkat?"

Para petugas pemadam kebakaran dari seluruh Israel dikerahkan untuk memadamkan api, yang diduga berasal dari tempat pembuangan sampah ilegal. Namun, para pengkritik mengatakan, mereka terlalu lambat.

Netanyahu mengatakan, sejumlah rencana akan diajukan kepada pemerintah pada pekan depan, termasuk membeli pesawat pemadam kebakaran.

Kendatipun cuaca Eropa utara sangat dingin pada awal musim dingin, Israel menghadapi cuaca panas dan dilanda kekeringan paling parah pada bulan November dalam 60 tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com