Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Sudut Mana Pun, Bromo Tetap Memikat

Kompas.com - 30/11/2010, 05:27 WIB

PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Berbagai media baik cetak maupun elektronik melaporkan secara dramatis kondisi Gunung Bromo yang kini dinilai kritis setelah penetapan status Awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Selasa (23/11/2010).

Namun, tak bisa dipungkiri, gunung terindah di Jawa Timur ini masih begitu memikat bagi para wisatawan. Larangan bagi siapa pun untuk menjejakkan kaki di lautan pasir Gunung Bromo pada radius tiga kilometer dari kawah ternyata tak menyurutkan niat para wisatawan untuk menyaksikan pemandangan indah gunung ini.

Dua wisatawan mancanegara asal Belgia, Van loo Sonia dan Deurwaerder Julie, misalnya, justru mengunjungi Bromo setelah mendengar kabar bahwa aktivitas gunung ini meningkat.

"Ketika kami di Jakarta, ada kabar Bromo menggeliat, kami pun menuju ke sini. Ternyata, pemandangannya sangat indah, kepulan asapnya menakjubkan. Kami tak takut karena masyarakat setempat mengatakan situasinya masih aman," ungkap Van Loo, Minggu (28/11/2010).

Pemandangan Bromo memang menakjubkan. Pada Senin (29/11/2010) dini hari ratusan wisatawan domestik dan mancanegara menumpang sekitar 50 mobil jip serta puluhan sepeda motor naik ke Bukit Penanjakan II, Dusun Cemaralawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo.

Tujuan mereka hanya satu, ingin menyaksikan pemandangan Bromo saat matahari terbit dari ufuk timur.

Perkiraan para wisatawan sangat tepat. Cuaca Bromo pada Senin (29/11) sangat indah. Dari arah Bukit Penanjakan II, kepulan asap Bromo tampak membubung ke atas lalu tersapu angin ke arah barat daya.

Dini hari tadi, ratusan pengunjung sudah memadati jalan menuju Bukit Penanjakan II. Mereka datang pukul 03.00 lalu menyaksikan matahari terbit sekitar pukul 06.00. Meski ada larangan, turis yang datang ada saja, kata Muliat (60), warga Desa Ngadisari.

Selain di Penanjakan II, pada pagi hari wisatawan juga banyak berdatangan di sekitar Dusun Cemaralawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo. Dusun yang berada di sisi utara Bromo itu menjadi lokasi strategis untuk menyaksikan Bromo secara bebas.

Tiga titik strategis Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo mengatakan, para wisatawan masih bisa menyaksikan Bromo pada radius di luar tiga kilometer tanpa harus turun ke lautan pasir.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com