Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isi Surat-surat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Bocor

Kompas.com - 30/11/2010, 02:57 WIB

Kairo, Kompas - Situs Wikileaks kembali merilis sekitar 250.000 dokumen berisi kawat-kawat diplomatik antara kedutaan besar Amerika Serikat di sejumlah negara dan Washington. Pemerintah AS gagal membujuk pendiri Wikileaks, Julian Assange, membatalkan penyebaran dokumen itu.

Menlu AS Hillary Clinton, Jumat (26/11), mengontak pemimpin Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Afganistan, China, Jerman, Inggris, Perancis, Kanada, Denmark, Israel, Norwegia, dan Polandia. Clinton meminta kepada para pemimpin tersebut agar tidak terpengaruh dengan dokumen rahasia itu.

Di antara dokumen rahasia yang dipublikasikan beberapa media, seperti The Guardian dan The New York Times, Minggu, antara lain berisikan niat sejumlah pemimpin Arab, termasuk Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz, yang meminta AS menghentikan program nuklir Iran dengan cara apa pun, termasuk dengan opsi militer.

Pesan Raja itu disampaikan oleh Dubes Arab Saudi untuk AS Adel el-Jubair. Raja memperingatkan AS, jika Iran berhasil memiliki senjata nuklir, semua negara di kawasan ini akan berlomba memiliki senjata nuklir.

Diungkapkan, kerja sama AS- Arab Saudi untuk membendung pengaruh Iran di Irak adalah bagian dari strategi Arab Saudi.

Raja Bahrain Sheikh Hamd bin Isa al-Khalifah ketika menerima mantan Komandan Pasukan Multinasional di Irak, Jenderal David Petraeus, pada 1 November 2009 juga meminta AS segera menghentikan program nuklir Iran dengan cara apa pun. Sheik Hamd menyatakan, lebih besar risiko membiarkan program nuklir Iran ketimbang risiko untuk menghentikannya.

Dokumen rahasia itu juga mengungkapkan, Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Qatar, UEA, dan Kesultanan Oman ingin meminta membeli senjata AS.

Membenci Iran

Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamad bin Zayed ketika bertemu seorang diplomat AS pada 9 Februari 2010 mengatakan, logika perang kini mendominasi kawasan ini.

PM Qatar Sheikh Hamd bin Jaseem al-Thani ketika bertemu Menteri Urusan Energi AS Daniel Poneman pada 10 Desember 2009 mengatakan, Iran membohongi Arab dan sebaliknya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com