Abbassi yang berusia 52 tahun itu adalah salah satu dari ilmuwan yang langka, yang bisa memisahkan isotop, serta menjadi anggota elite Garda Revolusi Iran.
”Kedua ilmuwan ini bekerja sama dengan Departemen Pertahanan terkait riset nuklir. Shahriari adalah kepala proyek yang bertugas menemukan teknologi untuk merancang inti reaktor nuklir,” demikian situs Rajanews.
Kepala Kepolisian Teheran mengatakan, para penyerang mencoba melarikan diri dan hingga berita ini diturunkan belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.
”Pembunuhan ini pasti tidak bersifat personal dan saya kira ini amat berbeda dari upaya-upaya pembunuhan sebelumnya. Namun, kami masih sedang melakukan penyelidikan,” kata Wakil Gubernur Teheran Safar Ali Baratlu kepada kantor berita ISNA.
Pada Januari lalu, Masoud Ali Mohammadi, ilmuwan yang juga terlibat dalam proyek SESAME, tewas dalam serangan bom. Iran menyatakan, pembunuhan itu dilakukan tentara bayaran Amerika Serikat dan Israel.
Pihak Iran mengingatkan bahwa para musuh Iran sedang ”bermain api”, tetapi tidak menyebutkan negara-negara yang mungkin terlibat.
”Jangan bermain api. Kesabaran Iran terbatas dan jika kesabaran mereka putus, musuh-musuh kami akan berada dalam nasib buruk,” kata Salehi.
Pada Juli lalu, ahli riset nuklir Iran, Shahram Amiri, kembali ke Iran dari Amerika Serikat setelah sempat dinyatakan hilang. Dia diculik oleh dua agen CIA (Amerika Serikat) yang fasih berbahasa Parsi. Shahram diculik di kota Madinah, Arab Saudi, lalu dibawah ke AS.