Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Tembaki Perbatasan

Kompas.com - 27/11/2010, 05:13 WIB

Dalam artikel pada Jumat itu, KCNA juga menyebut AS sebagai imperialis AS dan Korsel sebagai boneka AS. KCNA menyebut AS dan Korsel sebagai dua kekuatan yang ”gemar berperang”.

Latihan militer bersama AS-Korsel disebut sebagai ”satu pelatihan pameran kekuatan”. Jika latihan itu benar-benar diwujudkan, konfrontasi fisik sulit dihindari. ”Perang sudah di depan mata,” demikian KCNA, corong pemerintah Korut.

KCNA menegaskan, militer dan warga Korut ”sudah sangat marah” dan ”sepenuhnya dalam keadaan siaga menghunjamkan tembakan mengerikan”. ”Konfrontasi akan memicu perang dan orang yang suka bermain api pasti akan dibinasakan,” dalam artikel itu.

Pyongyang tak mau dipersalahkan dalam insiden Yeonpyeong. Korut malah menuding Korsel dan AS sebagai provokator. Korut mengatakan, serangan pada Selasa itu merupakan balasan. Korut menuduh Korsel menembakkan banyak rudal ke perairan Korut saat latihan. Korsel balik menuding bahwa Korut yang melakukan provokasi ke wilayahnya.

Mobilisasi kekuatan

Tembakan Korut yang jatuh di wilayah sendiri diduga kuat berkaitan dengan mobilisasi kekuatan AS dan Korsel di Laut Kuning. Kapal induk AS, USS George Washington, Jumat, meninggalkan pangkalan di Jepang.

Kapal induk AS bertenaga nuklir itu membawa 6.000 lebih tentara dan 75 pesawat tempur. Juga ada puluhan kapal perang yang bergerak bersama kapal induk menuju Laut Kuning.

China memperingatkan Korsel-AS agar tidak menggelar latihan itu. Namun, Presiden AS Barack Obama menegaskan kembali bahwa 28.500 tentara AS di Korsel siap membantu sekutunya menghadapi provokasi Korut.

AS tidak menjelaskan apakah mobilisasi kapal induk AS ke Laut Kuning sekadar untuk latihan perang bersama atau siaga untuk menyerang. Namun, Korsel meminta pasukannya untuk menembak langsung jika Korut benar-benar melakukan serangan susulan ke wilayah Korsel.

Mobilisasi AS itu melengkapi mobilisasi kekuatan militer Korsel ke lima pulau di perbatasan terdekat dengan Korut. Sejumlah kapal perang, jet tempur, kapal selam, dan armada artileri sudah dalam kondisi siaga sehari setelah insiden Yeonpyeong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com