Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Tembaki Perbatasan

Kompas.com - 27/11/2010, 05:13 WIB

Seoul, Jumat - Korea Utara menembakkan lagi sekitar 20 meriam artileri ke perbatasan dengan Korea Selatan, Jumat (26/11), tetapi kali ini jatuh di wilayahnya sendiri. Pada hari yang sama pula kapal induk USS George Washington bertolak dari pangkalan di Jepang menuju Laut Kuning.

Asap yang ditimbulkan tembakan artileri tersebut tampak jelas dari Pulau Yeonpyeong, milik Korsel yang dihuni sekitar 1.500 warga. Pada Selasa (16/11) pulau itu ditembaki dengan 80 meriam artileri Korut. Tembakan pada hari Selasa itu menewaskan 2 marinir, 2 warga sipil Korsel, mencederai belasan warga, serta menghancurkan puluhan rumah.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan, dia mendengar beberapa kali ledakan di perbatasan dengan Korut pukul 12.00-15.00. ”Kami menduga Korut mengadakan latihan penembakan,” ujarnya.

Sebuah sumber militer kepada Televisi Berita Yonhap mengatakan, ada sekitar 20 tembakan ke perbatasan. Mendengar tembakan itu, warga Yeonpyeong, yang masih bertahan, berlarian untuk mencari tempat perlindungan.

Belum ada penjelasan resmi dari Pyongyang, apakah tembakan itu merupakan latihan, unjuk kekuatan, atau ancaman terhadap AS-Korsel yang akan menggelar latihan perang di Laut Kuning. Pyongyang hanya mengatakan, pihaknya akan menembakkan lebih banyak lagi meriam artileri ke Korsel jika negara itu bersama AS, sekutunya, tetap menggelar latihan militer di Laut Kuning.

Pemerintah Korut di bawah Kim Jong Il sejak lama tidak menghendaki latihan perang Korsel-AS di Laut Kuning.

”Mulut besar”

Pihak Korut, yang pernah dituduh AS sebagai ”bermulut besar”, Jumat, kembali sesumbar. Korut menyatakan ”siap memusnahkan” kubu pertahanan Korsel jika kedaulatannya dilanggar meski hanya sejengkal.

”Kami akan menindak tegas tanpa ampun kepada provokator pelanggar martabat dan kedaulatan,” kata Komite Reunifikasi Damai Tanah Air Korut seperti dirilis kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

”Situasi di Semenanjung Korea memanas dan berada di ambang perang. Ini adalah karena rencana pihak-pihak yang ’gemar berperang itu’ akan memulai kembali latihan perang bersama, dengan sasaran DPRK (Korut),” demikian tulis KCNA dalam sebuah artikel.

Dalam artikel pada Jumat itu, KCNA juga menyebut AS sebagai imperialis AS dan Korsel sebagai boneka AS. KCNA menyebut AS dan Korsel sebagai dua kekuatan yang ”gemar berperang”.

Latihan militer bersama AS-Korsel disebut sebagai ”satu pelatihan pameran kekuatan”. Jika latihan itu benar-benar diwujudkan, konfrontasi fisik sulit dihindari. ”Perang sudah di depan mata,” demikian KCNA, corong pemerintah Korut.

KCNA menegaskan, militer dan warga Korut ”sudah sangat marah” dan ”sepenuhnya dalam keadaan siaga menghunjamkan tembakan mengerikan”. ”Konfrontasi akan memicu perang dan orang yang suka bermain api pasti akan dibinasakan,” dalam artikel itu.

Pyongyang tak mau dipersalahkan dalam insiden Yeonpyeong. Korut malah menuding Korsel dan AS sebagai provokator. Korut mengatakan, serangan pada Selasa itu merupakan balasan. Korut menuduh Korsel menembakkan banyak rudal ke perairan Korut saat latihan. Korsel balik menuding bahwa Korut yang melakukan provokasi ke wilayahnya.

Mobilisasi kekuatan

Tembakan Korut yang jatuh di wilayah sendiri diduga kuat berkaitan dengan mobilisasi kekuatan AS dan Korsel di Laut Kuning. Kapal induk AS, USS George Washington, Jumat, meninggalkan pangkalan di Jepang.

Kapal induk AS bertenaga nuklir itu membawa 6.000 lebih tentara dan 75 pesawat tempur. Juga ada puluhan kapal perang yang bergerak bersama kapal induk menuju Laut Kuning.

China memperingatkan Korsel-AS agar tidak menggelar latihan itu. Namun, Presiden AS Barack Obama menegaskan kembali bahwa 28.500 tentara AS di Korsel siap membantu sekutunya menghadapi provokasi Korut.

AS tidak menjelaskan apakah mobilisasi kapal induk AS ke Laut Kuning sekadar untuk latihan perang bersama atau siaga untuk menyerang. Namun, Korsel meminta pasukannya untuk menembak langsung jika Korut benar-benar melakukan serangan susulan ke wilayah Korsel.

Mobilisasi AS itu melengkapi mobilisasi kekuatan militer Korsel ke lima pulau di perbatasan terdekat dengan Korut. Sejumlah kapal perang, jet tempur, kapal selam, dan armada artileri sudah dalam kondisi siaga sehari setelah insiden Yeonpyeong.

Pyongyang dengan tegas mengatakan, konsentrasi kekuatan di balik kedok latihan perang tidak lain adalah sebuah rencana untuk menyerang Korut.

China lagi-lagi mengekspresikan keberatannya terhadap latihan perang, termasuk mobilisasi kekuatan AS ke Laut Kuning. Korut dan China mengatakan, mobilisasi kapal induk itu akan memicu konfrontasi fisik.

Kepala Staf Gabungan Militer AS Mike Mullen mengatakan, latihan ini sudah direncanakan sejak lama sebelum insiden adu tembak di antara kedua Korea di Yeonpyeong.

Gedung Putih mengatakan, Presiden AS Barack Obama kemungkinan besar akan berbicara dengan Presiden China Hu Jintao dalam beberapa hari ke depan terkait dengan serangan meriam artileri Korut ke Yeonpyeong.

(AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com