Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Korsel Siaga Penuh

Kompas.com - 25/11/2010, 04:36 WIB

Penemuan dua mayat warga sipil memicu kemarahan yang luas di Korsel. Media massa mendesak otoritas terkait di Korsel melakukan serangan balasan. ”Korut telah menikamkan belati di tenggorokan kita. Mari kita melancarkan balasan segera dengan tegas dan tepat terhadap serangan ilegal Korut,” demikian tulis harian Chosun Ilbo.

Beberapa kelompok massa di Seoul menggelar aksi unjuk rasa secara sporadis. Mereka mengecam agitasi dan provokasi Korut. Massa mendesak militer Korsel melakukan serangan balasan tanpa ampun demi menegakkan kehormatan bangsa.

Sebagian kelompok massa berunjuk rasa di Kedutaan Besar China dan mendesak negara itu bersatu dengan kekuatan dunia untuk mengecam Korut. Massa menginjak, mencabik, dan membakar bendera Korut. ”China harus berhenti melindungi Korut dan bergabunglah dengan masyarakat internasional,” kata Park Chan-sung, pemimpin massa.

China sejauh ini prihatin terhadap serangan sekutunya itu, tetapi tak tegas seperti yang dilakukan banyak negara. Bahkan, media massa China memberikan dukungan nyata kepada Korut.

PM Jepang Naoto Kan meminta China memanfaatkan pengaruhnya untuk menekan Korut. PM Kan juga sudah bicara langsung dengan Presiden Korsel, menyatakan komitmen yang tak tergoyahkan untuk menghadapi Korut.

Menteri Luar Negeri Australia Kevin Rudd juga paham bahwa China memiliki pengaruh terhadap Korut. ”Ketegangan masih berlanjut ... Kita tahu bahwa China bisa memengaruhi Korut dan menginginkan itu digunakan,” kata Rudd.

Rudd menegaskan, Australia siap turun tangan soal urusan Korut ini dan akan mengoordinasikan apa saja yang diperlukan. Namun, dia menekankan agar keadaan diredakan dengan peran bersama dari semua pihak. ”Oleh karena itu, kita harapkan China memainkan perannya secara maksimum,” ujarnya.

(AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com