Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaki TKW Situbondo Patah di Arab Saudi

Kompas.com - 22/11/2010, 05:46 WIB

SITUBONDO, KOMPAS.com —Kabar sedih, bahkan kabar kematian dari tenaga kerja Indonesia  di luar negeri nyaris tiap hari terdengar. Kali ini dialami Hosna (28), TKI asal Desa/Kecamatan Mangaran, Situbondo, Jawa Timur.

Hosna disika majikannya di Arab Saudi karena menuntut gajinya selama setahun agar dibayarkan. Namun, tuntutan itu berbalas siksaan dengan cambuk.

Lantaran tak kuat menahan siksa, pembantu rumah tangga yang bekerja di Arab Saudi selama dua tahun itu kabur dengan cara nekat terjun  dari jendela rumah majikannya.

Akibat aksi nekatnya itu, Hosna dikabarkan mengalami patah tulang di kedua kakinya dan harus menjalani perawatan selama dua bulan di rumah sakit Madinah.

Alfari, kerabatanya, mengaku baru mendapat kabar dari keponakannya pada 1 September 2010.

Horna menceritakan kepada pamannya melalui telepon jika dirinya  selama bekerja di rumah majikannya, gajinya selama dua tahun tidak pernah dibayar oleh majikannya.

”Pada saat meminta gajinya itu, keponakan saya malah dipukuli, dikurung, dan HP-nya dirampas,” kata Alfari, Minggu (21/11/2010).

Selama hampir dua tahun merantau di Arab Saudi, Hosna tidak pernah mengirim uang kepada orangtua dan anaknya. Bahkan, sejak 7 September 2010, pihak keluarga mulai putus komunikasi dengan Hosna.

”Makanya HP selalu tidak aktif saat dihubungi,” tutur paman Hosna sembari meneteskan air mata.

Sementara itu, Ika Widia Agustin (8), anak Hosna, mengatakan, ibunya belum bisa pulang karena sedang dirawat di rumah sakit. ”Ibu saya bilang, kakinya patah,” ujar putri pertama Hosna itu.

Siswi kelas dua SD ini berharap ibunya yang sedang sakit agar segera dipulangkan ke rumahnya. ”Ya kangen, sudah dua tahun tidak bertemu,” kata Ika.

Kabar terjadinya penyiksaan TKI asal Situbondo menjadi perhatian Nursuhud, anggota Komisi IX DPR  yang kebetulan sedang mengadakan sosialisasi di kantor Desa Klatakan, Kecamatan Kendit.

Politikus PDI-P ini langsung mengunjungi  keluarga Hosna. Ia lalu berjanji, setibanya di Jakarta akan segera menekan pemerintah dalam hal ini Menteri Tenaga Kerja dan  Transmigrasi serta Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

”Kami akan menekan Presiden karena ini bukan hanya satu kasus yang terjadi, melainkan ribuan kasus yang menimpa terhadap TKI dan tidak pernah ada penyelesaian,” tegas Nursuhud seusai bertemu dengan keluarga Hosna.

Sementara, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto berjanji membantu mengurusi hak warganya yang selama ini menjadi tenaga kerja di Arab Saudi.

Menurutnya, pemerintah daerah akan berusaha memulangkan warganya setelah kondisinya membaik. ”Mulai Senin ini saya akan menugaskan Kepala Dinas Transmigrasi untuk melakukan pengecekan terhadap PJTKI (perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia) di Jember yang memberangkatkannya,” ujar Bupati Dadang.

Secara terpisah,  Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hadiwiyono mengatakan, selama ini pihaknya kesulitan dalam mendata karena mereka diberangkatkan menjadi TKI melalui PJTKI di luar kabupaten.

”Memang harus dapat rekomendasi, tetapi kenyataannya mereka memilih berangkat dari luar kabupaten sehingga menyulitkan kami untuk melakukan pendataan,” kilahnya. (Izi Hartono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com