Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suu Kyi Tersisih, tetapi Tetap Dipuja

Kompas.com - 01/11/2010, 05:36 WIB

Suaminya, akademisi Inggris, Michael Aris, meninggal tahun 1999. Aris, saat berjuang melawan kanker yang dia idap, ingin bertemu istrinya. Namun, junta menolak memberinya visa untuk berjumpa dengan istrinya. Suu Kyi sudah 10 tahun tidak berjumpa dengan kedua putranya dan tidak pernah bertemu dengan cucu-cucunya.

Dia kini menjalani hidup yang terisolasi, tanpa telepon dan akses internet. Dia hanya ditemani oleh pembantu wanita. Namun, status Suu Kyi sebagai ikon demokrasi dan perjuangan membuat Myanmar tetap mendapatkan prioritas dalam agenda internasional.

”Dua puluh dua tahun setelah memasuki politik, dia telah menjadi semacam institusi. Publik akan mendukungnya selama hidupnya,” kata Maung Zarni, seorang peneliti, mengenai Myanmar di London School of Economics, London.

Walaupun jutaan orang masih memujanya, beberapa aktivis prodemokrasi bertanya, apakah penolakannya untuk berkompromi dengan junta akan bisa membantu perjuangan mereka.

ASEAN kehilangan posisi

Sementara itu, Filipina mengatakan, ASEAN akan dirugikan kalau pemilu di Myanmar itu curang. Menlu Filipina Alberto Romulo, Sabtu, mengatakan, pemilu yang cacat akan membuat ASEAN kehilangan posisinya.

Namun sejauh ini ASEAN lebih memilih bersikap lunak. Kecuali Filipina, ASEAN memilih untuk menunggu keadaan. Alasannya, lebih baik membiarkan Myanmar melakukan caranya tersendiri menuju demokrasi, lewat pemilu, ketimbang tidak melakukan pemilu sama sekali. Padahal banyak pihak sudah menegaskan, pemilu Myanmar hanya sebuah tindakan pura-pura. (AFP/AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com