Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS dan Israel Prihatin Soal Iran

Kompas.com - 21/10/2010, 03:14 WIB

Sekjen PBB Ban Ki-moon juga turut menyatakan kecemasannya soal eskalasi politik di Lebanon. Lebanon kini rentan menuju ketidakstabilan. Ban Ki- moon menyatakan hal itu saat menyampaikan laporan tentang pelaksanaan Resolusi DK PBB Nomor 1559 di Lebanon dalam forum DK PBB, Senin (18/10) di New York.

Ki-moon menyerukan agar semua kekuatan regional tidak ikut campur urusan dalam negeri Lebanon. Dia juga meminta Israel menghentikan aksi pelanggaran teritorial di Lebanon serta mundur dari desa Ghajar, Lebanon.

Sekjen PBB itu mengimbau para sahabat Lebanon dan negara tetangganya memainkan peran konstruktif untuk mendukung pemerintah persatuan nasional di negara itu.

”Sangat terasa, tidak ada rasa saling percaya dan terus bercokolnya milisi bersenjata. Ini bisa memicu ketegangan di Lebanon dan kawasan,” tegasnya.

Ia meminta agar Lebanon jangan dijadikan titik tolak untuk mewujudkan ambisi regional, yang memperuncing konflik. Ia secara khusus meminta Hezbollah agar beralih sepenuhnya menjadi partai politik dengan melucuti senjatanya.

”Saya mengimbau semua pihak agar segera menghentikan pasokan senjata dan tidak membangun kekuatan militer di luar otoritas negara. Mesin militer Hezbollah yang dahsyat akan menciptakan rasa ketakutan dan menjadi ancaman serta hambatan bagi Pemerintah Lebanon yang sah untuk menggunakan senjata demi penegakan hukum,” tegasnya.

Faktor Turki

Faktor Turki yang kini beraliansi dengan Iran, Hezbollah, dan China semakin membuat AS dan Israel prihatin. Hal ini ditambah lagi dengan sikap

PM Turki Tayyip Erdogan yang menolak melakukan pembicaraan dengan PM Israel Benjamin Netanyahu. Dia juga tidak akan hadir dalam forum konferensi soal perubahan iklim yang akan digelar di Athena, Yunani, pekan depan jika Netanyahu hadir.

”Ada seorang PM yang dengannya saya tak ingin melakukan pembicaraan,” ungkap Erdogan dalam wawancara dengan televisi Yunani, Skai.

Turki adalah sahabat terdekat Israel di Timur Tengah dan juga tercatat sebagai negara di kawasan itu yang pertama menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, yakni sejak tahun 1949. (ap/afp/reuters/mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com