Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Lebah, Warga Pelihara Pohon Besar

Kompas.com - 23/09/2010, 11:37 WIB

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com — Warga Bangka, Provinsi Bangka Belitung, memelihara pohon besar untuk melindungi populasi lebah penghasil madu seiring maraknya penebangan pohon dan alih fungsi hutan menjadi perkebunan di daerah itu.

"Saat ini, untuk mecari madu lebah sangat sulit karena lebah liar sulit mencari tempat bersarang akibat maraknya penebangan hutan liar dan alih fungsi hutan menjadi perkebunan sawit dan karet," kata Jamal, warga asal Kabupaten Bangka Barat, di Pangkal Pinang, Kamis (23/9/2010).

Dia mengatakan, pohon besar tempat lebah yang dilindungi bersarang antara lain pohon ara, pelawan, dan durian.

"Semenjak maraknya penebangan dan alih fungsi hutan, hasil madu manis dan pahit menurun drastis sehingga banyak warga yang tidak lagi mencari madu lebah di hutan," kata Jamal yang berprofesi sebagai peramu dan pedagang madu lebah.

Perlidungan dan pemeliharaan pohon besar itu, kata dia, juga merupakan upaya masyarakat dalam mendukung peraturan yang dikeluarkan pemerintah daerah tentang pelarangan menebang pohon besar.

"Kami mendukung surat pelarangan penebangan pohon hutan liar karena berdampak langsung pada kondisi cuaca yang tidak menentu dan ekonomi petani semakin menurun, khususnya petani pencari madu lebah."

"Madu lebah merupakan salah satu mata pencaharian tambahan bagi warga seiring peminatnya yang cukup banyak dan harganya cukup tinggi," ujarnya.

Dia menjelaskan, harga madu pahit Rp 120.000 per kilogram dan harga madu manis Rp 50.000 per kilogram.

"Harga madu cukup tinggi karena kurangnya persediaan madu, sementara permintaan cukup banyak dan madu yang paling diminati adalah madu jenis madu pahit karena sangat baik untuk menjaga kesehatan dan bisa digunakan sebagai obat," ujarnya.

Sementara itu, Marhabun, warga Desa Simpang Tiga Kabupaten Bangka Barat, mengatakan bahwa Bangka Barat dikenal daerah penghasil madu lebah murni yang diambil dari sarang lebah yang bergelantungan di sejumlah pohon besar di sektar kampung yang saat ini mengalami penurunan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com