Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjuang demi Kehormatan Kim Il Sung

Kompas.com - 08/06/2010, 08:21 WIB

Waktu berlari begitu cepat bagi pasukan Chollima dan perjuangan keras mereka akhirnya membuahkan hasil setelah Pak Seung Zin membobol gawang Valentini untuk menyamakan kedudukan 1-1. Posisi ini bertahan sampai wasit Kandil (Mesir) meniup peluit akhir.

Pada saat yang bersamaan di Roker Park Sunderland, Italia—yang sebelumnya menang atas Cile di seri pertama—menghadapi favorit Uni Soviet. Laga ini dimenangi pasukan ”Beruang Merah” 1-0 lewat gol Chislenko.

Dengan kekalahan Italia, Korea Utara berpeluang menembus putaran kedua jika mampu mengalahkan pasukan ”Azzurri” di laga terakhir penyisihan grup. Syarat lain, Uni Soviet harus mengalahkan Cile.

Italia, yang sebenarnya difavoritkan bersama Uni Soviet, ternyata ketereran menghadapi gaya permainan Korea Utara yang agresif penuh tenaga. Sebenarnya, Italia lebih menguasai permainan dengan mencetak beberapa peluang pada menit-menit awal. Namun, setelah mereka kehilangan Bulgarelli yang cedera, irama permainan dikuasai Korea Utara yang mengejutkan publik Ayresome Park dengan permainan agresifnya. Pak Doo Ik akhirnya membobol gawang Italia yang dikawal Albertosi, dan Korea Utara mencatat sejarah.

Permainan penuh energi pasukan Chollima dikenang publik Middlesbrough dengan baik sampai sekarang. Dennis Barry, penggemar klub Middlesbrough, kepada BBC menuturkan, gaya permainan Korea Utara membuat mereka jatuh hati. ”Mereka bermain dengan sangat cantik. Postur mereka kecil, tetapi mampu mengolah bola sangat baik,” ujar Barry. ”Mereka terus bermain menyerang, dan seperti tak mengenal kata bertahan. Publik Middlesbrough langsung berada di belakang mereka setelah melihat cara bermain seperti itu,” lanjut Barry.

Kemenangan atas Italia memang akhirnya memastikan langkah bersejarah Korea Utara ke babak perempat final bersama Uni Soviet. Pasalnya, Cile yang sebenarnya juga berpeluang ke delapan besar tumbang di tangan Uni Soviet.

Sayangnya, di perempat final Korea Utara harus berjumpa favorit juara Portugal yang punya bintang Eusebio. Namun, meski berstatus underdog, Korea Utara tampil brilian dan membuat pemain-pemain Portugal seperti berlari-lari mengejar angin.

Dimotori Pak Seung Zin, Korea Utara membuat publik Goodison Park tercengang-cengang saat unggul tiga gol dalam waktu 20 menit. Kemenangan Korea Utara yang sudah di depan mata akhirnya dibuyarkan Eusebio yang bangkit dari ”tidurnya” untuk memimpin pasukan ”Selecao” mengambil alih irama permainan. Eusebio memborong empat gol, sebelum Augusto menggenapi come back gemilang Portugal, 5-3.

Meski kalah, Pak Seung Zin dan kawan-kawan disambut bak pahlawan setibanya di Pyongyang. Sepak bola menjadi semakin populer dan menjadi olahraga wajib di seluruh negeri. Sayangnya, prestasi mereka mundur sejak 1994. Pemerintah komunis Pyongyang melarang tim nasional bertanding ke luar negeri setelah dipermalukan Jepang dan Korea Selatan di babak kualifikasi Piala Dunia 1994.

Baru empat tahun kemudian Korea Utara bergaul lagi di arena internasional dengan tampil di Asian Games Bangkok 1998. Meski begitu, Korea Utara tetap tak bisa menembus Piala Dunia 1998 di Perancis dan 2002 di Jepang-Korea Selatan.

Tahun 2010 ini, mereka kembali ke Piala Dunia dan siap mengulang sensasi besar 1966.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com