KHARTOUM, KOMPAS.com - Partai utama Sudan Selatan, Selasa, mengatakan akan memboikot pemilihan di sebagian besar negara bagian Sudan Utara, kurang dari seminggu sebelum pemungutan suara.
"Kami mengumumkan pemboikotan SPLM (Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan) terhadap semua pemilu di utara pada semua tingkat di 13 negara bagian utara," kata sekretaris jenderal partai itu, Pagan Amum, kepada wartawan. Ia mengatakan, Presiden Sudan, Omar Hassan al Bashir, telah melakukan kecurangan.
Pemilihan presiden, legislatif, dan gubernur, menurut rencana akan dimulai Minggu. Pemilihan itu merupakan satu ketetapan utama dari perjanjian perdamaian tahun 2005 yang ditanda tangani SPLM dan Partai Kongres Nasional (NCP) yang dipimpin Bashir dalam mengakhiri perang saudara lebih dari dua dasawarsa.
Keputusan SPLM itu dianggap sebagai pukulan terhadap Bashir dan akan menambah ketegangan saat kedua pihak bersiap-siap bagi satu referendum mengenai kemerdekaan wilayah selatan yang menghasilkan minyak itu, yang akan diselenggarakan Januari 2011.
Para pengamat politik mengatakan, Bashir mengharapkan ia bisa menang dalam pemilu itu untuk mensahkan kekusaannya dan menangkis tuduhan Pengadilan Kejahatan Perang Internasional bahwa ia terlibat kejahatan perang di Darfur.
Seorang pejabat senior NCP, Ibrahim Ghandour, mengemukakan kepada Reuters bahwa ia kecewa dengan keputusan itu. Namun ia mengatakan itu tidak akan berdampak pada legitimasi pemilu atau rencana-rencana referendum.
Amum mengemukakan kepada wartawan, partai itu mengambil keputusan tersebut sebagai protes terhadap ketidakberesan dalam penambahan suara. SPLM dan partai-partai oposisi menuduh NCP mengawasi dengan ketat kampanye dan mencurangi daftar pemilih dan persiapan-persiapan lainnya. NCP membantah tuduhan-tuduhan itu.
Amum mengatakan keputusan itu tidak termasuk negara-negara bagian perbatasan Nil Biru dan Kordofan Selatan, dan menambahkan bahwa SPLM akan tetap ikut dalam pemilihan-pemilihan di Sudan selatan.
Pengumuman Selasa itu menandakan peningkatan protes SPLM. Pekan lalu partai itu mengatakan pihaknya mengundurkan diri hanya dari pemilihan presiden dan semua pemilihan di wilayah Darfur yang porak poranda akibat perang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.