Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

37 Tewas, 38 Luka akibat Bom Bunuh Diri

Kompas.com - 29/03/2010, 16:31 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com — Korban tewas akibat dua ledakan bom bunuh diri yang dilakukan dua perempuan bertambah menjadi 37 penumpang, dan melukai 38 penumpang lainnya.

"Kemungkinan korban masih bisa bertambah. Saat ini 37 orang dinyatakan tewas dan 38 orang lainnya luka-luka," kata petugas keselamatan.

Dua ledakan beruntun tersebut merupakan serangan terburuk di ibu kota Rusia itu selama enam tahun terakhir.

Belum ada pihak yang segera menyatakan bertanggung jawab atas ledakan itu, tetapi kecurigaan langsung ditujukan kepada kelompok-kelompok dari Kaukasus Utara. Di sana, Kremlin saat ini sedang memerangi pemberontakan kaum Islam yang tengah berkembang.

Menurut Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith, pihak pejabat Australia yang berada di Kedutaan Rusia telah menginformasikan bahwa belum ada warga negara asing, terutama yang berasal dari Australia, yang menjadi korban ledakan bom bunuh diri.

"Itu tindakan biadab. Bom bunuh diri itu sengaja dikemas untuk merampas nyawa orang yang tidak bersalah. Warga sipil yang tidak berdosa. Ini merupakan tragedi kemanusiaan yang mengerikan dan serius," kata Stephen Smith.

Ledakan pertama terjadi sebelum pukul 08.00 pagi waktu setempat (atau pukul 11.00 WIB) dan merobek gerbong kedua sebuah kereta api bawah tanah yang berhenti di Stasiun Lubyanka di dekat markas besar utama Pasukan Keamanan Dalam Negeri Rusia (FSB).

Ledakan tersebut menewaskan sedikitnya 23 orang. Ledakan lain terjadi sekitar 40 menit kemudian dan merusak kereta api kedua yang sedang menunggu di stasiun bawah tanah di Park Kultury. Ledakan kedua itu menewaskan 14 orang.

"Dua teroris perempuan yang membawa bom bunuh diri melakukan pengeboman ini," kata Wali Kota Moskwa Yuri Luzhkov kepada wartawan di stasiun bawah tanah Park Kultury.

Cuplikan gambar dari kamera pengintai yang di-posting di internet menunjukkan tubuh-tubuh yang tidak bergerak terbaring di lobi Stasiun Lubyanka dan para petugas bantuan darurat merawat para korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com