Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritis Soal Afganistan dan Irak

Kompas.com - 24/02/2010, 03:42 WIB

Gara-gara pengiriman tentara ke Afganistan dan Irak, yang kemudian dipermasalahkan banyak rakyat dan politisi Belanda, pemerintahan Perdana Menteri Jan Peter Balkenende, akhir pekan lalu, bubar. Rakyat dan politisi Belanda kritis soal peran negara itu di Afganistan dan Irak.

Belanda tak bisa melanjutkan peran di Afganistan. Belgia dan Australia juga telah menolak menggantikan peran Belanda itu.

Balkenende pun telah menemui Ratu Beatrix untuk memberikan jalan keluar setelah pemerintahannya runtuh. Juru bicara pemerintah, Fridy van Hapert, menjelaskan, Balkenende melakukan pembicaraan sekitar 90 menit dengan Ratu Beatrix di istana di Den Haag, Senin (22/2).

Setelah itu, ratu bertemu dengan para pemimpin parlemen, para ketua partai politik, dan wakil presiden badan dewan penasihat negara. ”Ratu mengumpulkan masukan sebelum menentukan langkah,” jelas juru bicara pemerintah, Henk Brons.

Balkenende tak kuasa menahan pengunduran diri 12 anggota kabinet dari Partai Buruh kepada Ratu Beatrix, Sabtu (20/2), setelah koalisi kiri tengah yang dipimpinnya runtuh terkait kemungkinan perpanjangan penempatan tentara Belanda di Afganistan.

Partai Buruh menarik diri dari pemerintahan dan bersikeras misi militer Belanda di Afganistan harus diakhiri tahun ini, sebagaimana yang direncanakan.

Menyusul pengunduran diri para anggota kabinet Partai Buruh itu, Balkenende pun menawarkan pembebastugasan 12 pos kabinet yang dipegang Partai Kristen Demokrat (CDA), mayoritas dalam koalisi tiga partai.

Tak pengaruhi NATO

Atas pengunduran diri itu, Ratu harus memutuskan apakah menerima atau tidak menerima pengunduran diri itu, dan menyerukan pemilihan umum lebih awal.

Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen, Senin, mengatakan, keputusan Belanda menarik sekitar 2.000 tentara dari selatan Afganistan, tahun ini, tidak akan membuat beberapa sekutu Eropa lain melakukan hal yang sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com