Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mehsud Lolos dari Rudal

Kompas.com - 15/01/2010, 08:17 WIB

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Sebuah serangan rudal dari pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat, Kamis (14/1/2010) di wilayah barat laut Pakistan, menewaskan 10 orang yang diduga anggota Taliban. Pemimpin Taliban Pakistan Hakimullah Mehsud yang menjadi sasaran serangan berhasil lolos.

Dua rudal ditembakkan ke sebuah kompleks tempat Mehsud diyakini bersembunyi. ”Kami memiliki informasi bahwa dia (Mehsud) berada di sekitar situ. Kami sedang memeriksa apakah dia tewas atau tidak,” kata seorang pejabat keamanan Pakistan yang tidak disebutkan namanya.

Taliban menyatakan, Mehsud berhasil lolos dari serangan tersebut. ”Hakimullah Mehsud memang berada di Shaktoi, tempat serangan rudal terjadi. Akan tetapi, dia telah meninggalkan tempat itu saat serangan dimulai. Dia hidup dan selamat,” kata juru bicara Taliban, Azam Tariq, kepada kantor berita AFP melalui telepon.

Hakimullah Mehsud mengambil alih pucuk pimpinan Taliban lima bulan lalu setelah pendahulunya, Baitullah Mehsud, tewas dalam serangan serupa.

Amerika Serikat telah melepaskan serangan rudal dalam intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya ke wilayah barat laut Pakistan. Berondongan rudal itu mengindikasikan tekad pemerintahan Presiden AS Barack Obama untuk terus menekan Taliban.

Taktik itu diklaim berhasil menewaskan banyak anggota Taliban, tetapi mengipasi sentimen anti-AS karena warga sipil turut tewas dalam serangan itu. Bagi warga di sekitar area sasaran, dengungan pesawat tanpa awak itu artinya malam-malam menakutkan yang membuat mereka tidak bisa tidur.

Terbiasa

”Kami jadi terbiasa dengan suara dengungan dan serangan itu. Namun, orang-orang makin takut karena sekarang mereka terdengar setiap malam,” ujar Israr Khan Dawar, warga Mir Ali di wilayah Waziristan Utara.

”Semakin berisik suaranya, semakin rendah mereka terbang. Dan itu artinya serangan mungkin terjadi,” kata Dawar.

Pesawat tanpa awak itu dikendalikan dari jarak jauh dari basis-basis militer atau dari Amerika Serikat. Rudal dari pesawat tanpa awak itu satu-satunya respons militer dari Washington terhadap kelompok Al Qaeda dan Taliban di sepanjang perbatasan Pakistan-Afganistan.

Dalam dua pekan sejak 31 Desember 2009, sebanyak delapan serangan rudal menghantam sasarannya di Waziristan Utara. Itu merupakan serangan beruntun paling intens sejak program serangan pesawat tanpa awak dimulai.

Frekuensi serangan rudal pun meningkat sejak pertengahan tahun 2008. Tahun lalu, terjadi sedikitnya 45 serangan dibandingkan dengan 27 serangan pada tahun 2008.

Tak akui

Serangan rudal itu menewaskan sekitar 700 orang sepanjang tahun lalu. Pihak berwenang Pakistan mengidentifikasi korban serangan sebagai anggota Taliban.

Pejabat AS tidak mengakui penembakan rudal tersebut. Penyelidik PBB, Philip Alston, menyerukan agar AS mengungkapkan siapa yang menjadi target serangan dan daftar korban seperti diwajibkan oleh hukum internasional.

Kritikus menilai, program serangan rudal dengan pesawat tanpa awak itu lebih banyak dampak buruknya daripada manfaatnya karena justru menambah kemarahan rakyat Pakistan kepada pemerintahnya.

Di hadapan publik, para pejabat Pakistan mengkritik serangan AS dan menyebut AS bertindak secara sepihak. Namun, sedikit disangsikan bahwa Islamabad juga setuju dengan beberapa serangan.

Seorang pejabat intelijen Pakistan yang tidak disebutkan namanya mengatakan, agen-agen Pakistan menyediakan informasi terhadap beberapa target serangan rudal tersebut. (AP/AFP/Reuters/FRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com