Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Basilika Santo Thomas di Chennai, India

Kompas.com - 08/12/2009, 11:13 WIB

Laporan wartawan Kompas Budiman Tanuredjo dari Chennai, India

CHENNAI, KOMPAS.com — Kota Chennai, ibu kota Tamil Nadu, adalah kota terakhir yang kami kunjungi di India. Selasa tengah malam ini, kami segera meninggalkan India untuk kembali ke Jakarta.

Banyak kisah menarik dalam perjalanan di negeri dengan penduduk lebih dari 1,2 miliar jiwa ini. Di antaranya soal merasa tertipu dengan sopir bajaj di Hyderabad, New Delhi maupun Chennai dan juga ketidaktepatan waktu orang India, serta kesederhanaan para pemimpin India.

Chennai kota ketiga yang kami kunjungi berbeda dengan kota lainnya. Kota berpenduduk 6,7 juta jiwa ini lebih baik dari segi infrastruktur, lebih hijau dari sisi lingkungan hijau, dan lebih memberikan warna kemajemukan.

Ada Gereja, masjid, dan tempat ibadah umat Hindu di sejumlah tempat di Chennai. Basilika Santo Thomas yang terletak di Jalan Santhom adalah salah satu ikon di Kota Chennai. Ia menjadi salah satu daerah tujuan wisata.

Bagi umat Katolik, Basilika Santo Thomas adalah sebuah tempat suci untuk sebuah perziarahan. Tepat di bawah altar gereja itu, terdapat makam Santo Thomas, salah satu dari 12 murid Yesus.

Paus Johannes Paulus II pernah berdoa di makam Santo Thomas pada tahun 1980-an. Basilika Santo Thomas menjadi salah satu dari tiga Basilika yang amat penting bagi umat Katolik, seperti Basilika Santo Petrus di Vatikan dan sebuah basilika di Barcelona, Spanyol.

Basilika Santo Thomas dibangun pada 1504 dan dibangun kembali 1893. Letaknya di tepi pantai dan berdekatan dengan Candi Kapaleeshwarar. Meskipun Basilika Santo Thomas merupakan salah satu ikon Chennai, promosi terhadap daerah itu tidaklah segencar daerah tujuan lainnya.

Sebagai salah satu titik penyebaran Katolik di India selatan, wajar jika gereja Katolik seminari hadir di Chennai. Biarawan dan biarawati pun hadir di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com