Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Junta Ditembak dan Lari ke Maroko

Kompas.com - 05/12/2009, 03:53 WIB

conakry, jumat - Pemimpin junta militer Guinea- Ekuatorial, Kapten Moussa Dadis Camara, dilarikan ke Maroko setelah ditembak dalam sebuah upaya pembunuhan. Diplomat dan beberapa sumber, Jumat (4/12), mengatakan, Camara mengalami luka tembak di kepala.

Pemerintahan Guinea-Ekuatorial membenarkan laporan bahwa Camara ditembak pada hari Kamis oleh Abubakar ”Toumba” Diakite, komandan pasukan pengawal pemimpin junta. Dia ditembak saat berada di kamp militer Koundara yang dihuni anak buah Toumba.

Kondisi Camara tidak diketahui. Sumber diplomatik Senegal menyebutkan, sebuah pesawat medis Senegal dikirim ke Conakry untuk menerbangkan Camara ke Maroko.

Menteri Komunikasi Guinea- Ekuatorial Idrissa Cherif membantah bahwa Camara mengalami luka tembak di kepala. ”Semua terkendali. Dokter berada di sini untuk pemeriksaan kesehatan. (Camara) baik-baik saja. Dia menderita luka ringan di bahu. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Cherif.

Camara dan Toumba telah lama terlibat perselisihan menyusul pembantaian dalam aksi protes prodemokrasi pada September lalu yang menewaskan 157 orang. Toumba dituduh memimpin pasukan pengawal Camara menembaki pemrotes. Seorang diplomat mengatakan, Camara kelihatannya akan menyalahkan Toumba soal pembantaian itu untuk menghindari tudingan terhadap dirinya.

Sebelum insiden penembakan, Toumba menyerbu sebuah kantor polisi dan membebaskan orang-orang yang loyal kepadanya tetapi diperintahkan untuk ditahan oleh Camara. Camara pergi ke kamp Koundara untuk mengonfrontasi Toumba atas tindakan tersebut.

Tak kembali

Meskipun tidak ada tanda-tanda Camara digulingkan, para analis mengatakan, kepergian Camara ke Maroko bisa berarti dia tidak akan kembali ke Guinea. ”Jika dia meninggalkan negara itu, memang dia benar-benar pergi,” kata seorang diplomat Senegal.

Meskipun insiden penembakan itu membuat suasana di Guinea-Ekuatorial kian tegang, situasi secara umum terlihat tenang. Hanya jalan-jalan menuju ke ibu kota diblokade dengan penjagaan ketat.

Insiden pada Kamis itu juga semakin menegaskan perpecahan di tubuh militer yang merebut kekuasaan dalam kudeta tidak berdarah pada Desember 2008 menyusul meninggalnya diktator Lansana Conte. Semula Camara menjanjikan akan menggelar pemilu secepatnya. Namun, dia berubah pikiran dan mengindikasikan akan maju menjadi calon presiden. Keputusannya memicu protes pada September yang berujung pada pembantaian tersebut. (ap/afp/reuters/fro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com