Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India-China Bersitegang di Kashmir

Kompas.com - 02/12/2009, 03:05 WIB

Srinagar, Selasa - Otoritas di Kashmir India menghentikan proyek pembuatan jalan di pegunungan dekat perbatasan dengan China, setelah Angkatan Darat China menyampaikan keberatan atas proyek tersebut. Ketegangan di antara kedua negara meningkat dalam beberapa bulan belakangan, menyusul laporan di beberapa media India mengenai penyusupan oleh tentara-tentara China.

Proyek jalan sepanjang 8 kilometer itu dibangun di kawasan terpencil, Demchok, di wilayah Ladakh, yang mayoritas warganya adalah pemeluk Buddha, dekat dengan Garis Kontrol Nyata (LAC) India-China, yang memisahkan wilayah Kashmir India dan wilayah China.

”Pekerjaan konstruksi jalan telah dihentikan oleh Angkatan Darat China, yang mengatakan bahwa wilayah itu milik mereka dan jalan tidak akan dibangun. Jalan itu sebenarnya berada di wilayah India,” kata Tsering Dorjay, Kepala Konselor untuk Dewan Pembangunan Wilayah Otonomi Bukit Ladakh.

Seorang pejabat Pemerintah India dari Leh, ibu kota Ladakh, mengungkapkan, jalan itu dibangun untuk warga setempat menyusul tuntutan terus-menerus yang disampaikan warga. Akan tetapi, pekerjaan itu dihentikan tiga bulan lalu.

”Kami sudah membangun jalan sepanjang 4 kilometer, ketika China datang dan meminta pekerjaan dihentikan. Kami sudah memberitahukan Pemerintah India mengenai hal ini,” jelas Ketua Menteri Negara Bagian Omar Abdullah.

Menteri Pembangunan Pedesaan Jammu Kashmir Ali Mohammad Sagar mengatakan, mereka menunggu karena ini masalah sensitif. ”Mereka tidak ingin menciptakan masalah bagi pemerintah negara bagian ataupun pemerintah pusat. Jadi, mereka harus menunggu hingga ada perintah selanjutnya,” ujarnya, Selasa (1/12).

Ketegangan India-China meningkat belakangan ini di wilayah Kashmir terkait dugaan penyusupan oleh tentara China. Kunjungan Dalai Lama dan Perdana Menteri Manmohan Singh ke Negara Bagian Arunachal Pradesh, yang oleh China dianggap sebagai Tibet Selatan, menambah ketidakpercayaan di antara kedua macan raksasa Asia itu.

Pembangunan militer

Badan intelijen India, RAW, telah melaporkan kepada pemerintah bahwa China secara simultan membangun dan memperbaiki 27 landasan pacu pesawat di Tibet. Menurut badan intelijen itu, landasan pacu itu akan digunakan hanya jika terjadi konflik dengan India karena hanya India musuh potensial China.

”Banyak dari 27 landasan militer itu baru dibangun, sedangkan lainnya diperluas. Ini memperlihatkan meningkatnya aktivitas China di wilayah perbatasan itu,” kata seorang pejabat senior India seperti dilansir Times of India.

China juga dilaporkan menempatkan peluru kendali (rudal) jarak menengah DF-4 di wilayah Delingha, yang bisa menjangkau target hingga 3.000 kilometer. China juga membangun beberapa landasan peluncuran rudal dengan hulu ledak nuklir di wilayah yang sama.

Di sisi lain, China juga memprotes peningkatan landasan pacu pesawat di timur Ladakh dan Arunachal Pradesh pada Oktober lalu. Wakil Kepala Angkatan Udara China Marsekal PK Barbora menjawab keberatan China itu dengan mengatakan, China tidak punya kepentingan untuk membicarakan hal itu karena India juga tidak keberatan dengan pembangunan militer China yang besar-besaran di Tibet.

Menurut pakar-pakar militer India, basis-basis angkatan udara itu memberikan China keunggulan manakala terjadi perang dengan India. Mereka bisa melakukan operasi tempur berkelanjutan dengan operasi pesawat-pesawat tempurnya, yang menjangkau wilayah utara India dan menyerang kota-kota besar.

Wilayah Kashmir, yang berpopulasi sekitar 11 juta jiwa, saat ini dikuasai tiga negara. India menguasai 45 persen, Pakistan 35 persen, dan China menguasai sisanya.

Bulan lalu, China menawari Pakistan bantuan dana untuk membangun bendungan bernilai miliaran dollar AS di Kashmir Pakistan. Hal itu direaksi India dengan menyampaikan keberatan. (AFP/Reuters/OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com