Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia - Georgia Mulai Perundingan

Kompas.com - 12/11/2009, 03:34 WIB

JENEWA,KOMPAS.com - Rusia dan Georgia memulai lagi perundingan di Jenewa guna menyelesaikan kasus penangkapan orang-orang Georgia di Ossetia Selatan. Delegasi dari kedua negara itu, serta perwakilan dari Ossetia Selatan dan wilayah separatis lain Georgia, Abkhazia, tiba di markas Eropa PBB di Jenewa untuk melakukan perundingan babak kedelapan yang membahas permasalahan keamanan dan pengungsi.
       
"Mereka tiba menjelang pukul 08.00 GMT," kata seorang juru bicara PBB di Jenewa, Rabu (11/11).
Pertemuan itu merupakan babak kedelapan perundingan yang mulai dilakukan setelah perang lima hari antara Rusia dan Georgia pada Agustus 2008. Pembicaraan yang dimaksudkan untuk meredakan ketegangan dan mencegah konflik baru itu dimulai lagi setelah berhenti hampir dua bulan.

PBB, Uni Eropa (EU), dan Organisasi bagi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) mengawasi pembicaraan itu.Agenda penting yang dibahas adalah penahanan yang berulangkali dilakukan oleh Ossetia Selatan.

Deputi Menteri Luar Negeri Georgia Giga Bokeria, yang memimpin delegasi negaranya, mengatakan, pertanyaan-pertanyaan akan diajukan mengenai nasib empat remaja Georgia yang ditahan di Ossetia Selatan sejak 4 November.
       
Keempat remaja berusia antara 14 dan 17 tahun itu ditangkap di kota Tskhinvali, Ossetia Selatan, karena dicurigai memiliki senjata, granat dan peledak, menurut pemerintah daerah separatis itu. Mereka dituduh membawa peledak dan menyeberang secara ilegal ke wilayah tersebut.

Georgia menuduh pemerintah separatis wilayah tersebut menculik anak-anak itu dari sebuah desa di dekat perbatasan de fakto Ossetia Selatan.Para pengawas gencatan senjata Uni Eropa juiga mengungkapkan keprihatinan yang dalam atas penangkapan anak-anak itu.
      
Dalam insiden-insiden terpisah, pasukan penjaga perbatasan Rusia menangkap 21 orang Georgia yang dituduh menyeberang secara ilegal ke wilayah yang dikuasai Ossetia Selatan. Mereka akhirnya dibebaskan setelah perundingan dengan para pejabat Georgia dan Eropa.

Hubungan Rusia dengan Barat memburuk setelah perang singkat negara itu dengan Georgia. Kremlin mengakui kemedekaan wilayah-wilayah separatis Georgia yang didukung Moskow itu pada 26 Agustus tahun lalu, beberapa pekan setelah pasukan Rusia mematahkan upaya militer Georgia menguasai lagi Ossetia Selatan. Georgia menyatakan, perang itu dan pengakuan Moskow terhadap wilayah-wilayah tersebut sebagai negara merdeka merupakan pencaplokan atas wilayah kedaulatannya.

Georgia dan Rusia tetap berselisih setelah perang singkat antara mereka pada tahun lalu. Ossetia Selatan dan Abkhazia memisahkan diri dari Georgia pada awal 1990-an. Kedua wilayah separatis itu bergantung hampir sepenuhnya pada Rusia atas bantuan finansial, militer dan diplomatik.

Georgia tetap mengklaim kedaulatan atas kedua wilayah tersebut dan mendapat dukungan dari Barat. Pengakuan Moskow atas kemerdekaan kedua wilayah itu menyulut kecaman dari Georgia dan banyak negara Barat. Rusia meresmikan pengakuannya atas kemerdekaan kedua wilayah Georgia yang memisahkan diri itu, Ossetia Selatan dan Abkhazia, pada 16 Januari ketika Presiden Dmitry Medvedev menerima duta-duta besar pertama mereka yang bersanding sejajar dengan para duta besar dari negara anggota NATO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com