Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komitmen China Tetap di Zambia

Kompas.com - 20/10/2009, 03:54 WIB

LUSAKA, KOMPAS.com - Pemerintah China, Senin (19/10), berkomitmen untuk berinvestasi di Zambia meskipun krisis ekonomi global karena Presiden Rupiah Banda resmi membuka Chambishi Copper Smelter (Peleburan Tembaga Chambishi).
    
"China akan terus berinvestasi di sini karena kami menghargai hubungan dengan Zambia. Meskipun krisis, investor China tidak akan berhenti untuk datang," kata Duta besar China untuk Zambia Li Qiangmin.
     
Peleburan tembaga senilair 200 juta dollar AS (134 juta Euro) terletak di kota pertambangan Zambia, Chambeshi, sekitar 410 kilometer (255 mil) utara ibukota.
     
Industri pertambangan tembaga yang penting telah terpukul tahun lalu akibat harga komoditas terjun yang mengakibatkan lebih dari 8.200 hilangnya pekerjaan di salah satu negara termiskin di dunia itu.
     
Peleburan, dimiliki oleh nonbijih besi China, Metal Mining Group Limited, diharapkan untuk mempekerjakan lebih dari 600 Zambia dan memiliki kapasitas untuk menghasilkan tembaga lepuh 150.000 per tahun.
     
"Saya senang untuk dicatat bahwa lebih dari 600 pekerjaan telah dibuat dan kita sendiri diakses berarti orang ini bekerja di lokasi tertentu," kata Banda.
     
Negara mengalami salah satu kecelakaan pertambangan terburuk di tahun 2005, ketika 50 penambang tewas dalam ledakan di Chambishi, dan Banda mendesak investor untuk memastikan mereka menempatkan upaya perlindungan.  "Saya harus menunjukkan kepada pihak berwenang di Smelter Copper and Chambishi semua pengusaha sektor tambang pada umumnya, bahwa kesehatan dan keselamatan  karyawan mereka adalah minat kritis kepada pemerintah.
     
"Investasi di karyawan Anda. Mereka adalah orang-orang yang menghasilkan pendapatan untuk Anda dan mereka adalah orang-orang pada siapa kemajuan dan kesejahteraan keluarga tergantung," kata Banda.
     
Tembaga di Zambia adalah ekspor utama pencari nafkah dan memberikan kontribusi lebih dari setengah produk domestik bruto (PDB) negara itu.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com