Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran dan Dunia Barat Mulai Bertarung

Kompas.com - 29/09/2009, 08:48 WIB

Oleh Musthafa Abd Rahman

KOMPAS.com-Iran dan dunia Barat pimpinan Amerika Serikat kini segera memulai pertarungan diplomasi soal program nuklir negara para mullah itu. Dijadwalkan Iran dan kelompok negara 5 + 1 (AS, China, Rusia, Inggris, Perancis, dan Jerman) akan menggelar perundingan langsung soal program nuklir itu di Geneva, Swiss, Kamis (1/10).

Diprediksi, perundingan Iran dan kelompok negara 5 + 1 itu akan sulit, menyusul terungkapnya stasiun kedua untuk pengayaan uranium dekat kota Qom (sekitar 120 kilometer arah selatan kota Teheran).

AS dan dunia Barat dipastikan akan menekan Iran agar segera mengizinkan tim penyidik dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) meninjau langsung dan mengontrol pusat pengayaan uranium dekat kota Qom itu.

Barat juga akan meminta Iran mengungkap dokumen yang selama tiga tahun terakhir ini diminta oleh Badan Pusat Intelijen AS (CIA) agar dibeberkan. Dokumen itu diduga berisi informasi keberhasilan Iran merancang kepala nuklir dan teknologi bom atom yang memiliki daya ledak dahsyat.

Iran beberapa tahun terakhir ini menolak para ilmuwan nuklirnya diwawancarai atau diinterogasi oleh IAEA atau lembaga independen Barat lainnya, terutama ilmuwan nuklir Iran yang bekerja di proyek nuklir No 110 dan No 111 yang dinilai sangat rahasia. Dunia Barat selama ini menuduh bahwa kedua proyek nuklir Iran itu bertujuan memproduksi senjata nuklir.

Tim penyidik dari IAEA selama dua tahun terakhir ini gagal memperoleh informasi dari pemerintah maupun ilmuwan nuklir Iran tentang bukti-bukti yang mengarah pada produksi senjata nuklir.

Pada Mei 2008, IAEA mengeluarkan permintaan keras kepada Pemerintah Iran agar memberikan informasi tentang 18 dokumen rahasia menyangkut program nuklirnya.

Presiden AS Barack Obama telah berkali-kali menegaskan agar Iran menunjukkan kerja sama hingga akhir tahun ini menyangkut program nuklirnya.

Adapun anggota senior tim perunding Iran, Ali Akbar Salehi, mengungkapkan, Iran akan mengundang IAEA mengunjungi pusat pengayaan uranium dekat kota Qom.

Ia menegaskan, stasiun pusat pengayaan uranium dekat kota Qom itu dibangun untuk tujuan damai, bukan dimaksudkan memproduksi senjata nuklir.

Sementara itu, PM Israel Benjamin Netanyahu kini berusaha membangun lobi AS untuk segera menjatuhkan sanksi atas Iran, menyusul terungkapnya stasiun kedua untuk pengayaan uranium dekat kota Qom.

Netanyahu dalam dua hari terakhir ini telah mengontak sejumlah anggota Kongres AS, menjelaskan pentingnya masa sekarang ini untuk segera menjatuhkan sanksi seberat-beratnya terhadap Iran.

Netanyahu mengatakan, terungkapnya reaktor kedua untuk pusat pengayaan uranium dekat kota Qom bukan kejutan bagi Israel. ”Para PM Israel sebelum ini sudah sering mengingatkan tentang kemungkinan adanya stasiun pengayaan uranium rahasia di Iran selain yang dikenal selama ini. Terungkapnya reaktor nuklir rahasia dekat kota Qom berarti Iran telah membohongi dunia. Maka, Iran layak segera mendapat sanksi dunia atas kebohongannya itu,” ujar Netanyahu.

Sebaliknya, Iran tetap tegar menghadapi ancaman internasional dengan terus menggelar uji coba armada rudal balistiknya.

Televisi Pemerintah Iran, PressTV, Senin kemarin melaporkan, Garda Revolusi berhasil melakukan uji coba rudal jarak menengah Sijjil dan Shahab-3 yang mampu menjangkau sasaran di Israel dan pangkalan-pangkalan AS yang tersebar di kawasan Teluk Arab.

Rudal Sijjil dan Shahab-3 memiliki jangkauan tembak sejauh 2.000 kilometer hingga 3.000 kilometer.

Minggu lalu Iran juga melaporkan sukses melakukan uji coba lima jenis rudal balistik jarak dekat, yaitu Zelzal 200 km, Tondar 200 km, Fateh 250 km, Shahab-1 350 km, dan Shahab-2 700 km.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com