Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak, Pangkal Persekutuan Iran dan Venezuela

Kompas.com - 07/09/2009, 18:51 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com — Iran bersepakat dengan Venezuela untuk ekspor impor minyak. Seusai penandatanganan kerja sama, Venezuela bakal memasok 20.000 barrel minyak per hari ke Iran.

Ini adalah buah kunjungan selama dua hari Presiden Venezuela Hugo Chavez ke Teheran, salah satunya, menjumpai mitranya Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Terhadap langkah kedua negara ini, pengamat membaca sebagai tanda kedekatan kedua negara musuh AS tersebut.

Iran adalah negara pengekspor minyak besar, tetapi kurang kemampuan dalam negerinya untuk menyuling minyak mentah.

Sementara Chavez menggunakan kemakmuran minyak Venezuela sebagai alat melawan pengaruh AS di kawasan Amerika Latin dan untuk mendongkrak hubungan dengan sejumlah negara yang tidak dekat dengan Washington.

"Venezuela sepakat mengekspor 20.000 barrel minyak tiap hari ke Iran sejak Oktober dalam transaksi senilai 800 juta dollar AS," kata Chavez seperti dikutip oleh media Iran.

Chavez menambahkan, "Jumlah ini akan disimpan dalam sebuah rekening yang dibuat di Iran dan akan digunakan untuk mendanai pembelian mesin dan teknologi dari Iran."

Dalam kunjungannya ke Iran, Chavez bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang mendukung sikap anti-AS. "Berbagai kekalahan AS dan berkurangnya pengaruh merupakan bukti bahwa ada pergeseran di dunia ini," demikian Ayatollah Khamanei dikutip media resmi negara itu.

Presiden Ahmadinejad juga menekankan bahwa kebijakan AS di Amerika Selatan "pasti kalah".

"Saya yakin Amerika Selatan kini tengah menjalani revolusi politis dan filosofis," katanya.

"Bangsa-bangsa di sana sudah sadar dan tidak bisa lagi ditekan dan kalau ada yang masih yakin bahwa sikap mereka ini bisa ditekan dengan jalan kekuatan militer, mereka salah sama sekali," demikian media lokal mengutip pernyataannya, menurut kantor berita AFP.

Iran mendapat lebih banyak tekanan untuk menyudahi ambisi nuklirnya. Presiden AS Barack Obama membuat tenggat waktu akhir bulan ini agar Iran bersedia berunding atau menghadapi sanksi.

Pihak Barat mencurigai Iran secara rahasia mengembangkan senjata nuklirnya. Sementara itu, Teheran menegaskan bahwa programnya sepenuhnya untuk tujuan damai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com